"Penting bagi kami mempunyai sebuah sistem yang sesuai di kalangan negara-negara UE. Kami juga mendorong kesesuaian global bagi vaksinasi digital ini, terutama di bawah payung WHO," ujar Sefcovic, dilansir dari laman Anadolu Agency pada Rabu, 24 Februari 2021.
Ia menekankan bahwa sertifikat vaksinasi digital ini sebaiknya digunakan terlebih dahulu untuk kepentingan medis. Pemakaian sertifikat untuk keperluan lainnya seperti perjalanan ke luar negeri harus terlebih dahulu didiskusikan dengan berbagai pihak, termasuk Pusat Pencegaan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC).
Kamis mendatang, pemimpin negara-negara UE berencana mendiskusikan wacana pembuatan paspor khusus yang akan digunakan untuk perjalanan di tengah pandemi Covid-19.
Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis pada Januari lalu mengusulkan sertifikat vaksinasi Covid-19 untuk perjalanan. Wacana disampaikan sebagai bagian dari upaya Yunani 'menyelamatkan' musim liburan tahun ini.
Sementara itu, UE menargetkan vaksinasi sekitar 70 persen dari total populasi orang dewasa di seantero blok hingga akhir September mendatang.
Sejauh ini, 40,7 juta dosis vaksin Covid-19 telah disuntikkan di UE, dan tambahan 300 juta dosis akan didistribusikan di kuartal kedua 2021.
UE telah menandatangani perjanjian pembelian dengan enam perusahaan, yakni Pfizer-BioNTech, Moderna, AstraZeneca, CureVac, Johnson & Johnson and Sanofi/GlaxoSmithKline. Total vaksin yang didapat dari enam perjanjian itu mencapai 2,6 miliar dosis.
Baca: Uni Eropa Kesal dengan Penjelasan AstraZeneca soal Pemangkasan Vaksin
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News