Anak-anak imigran yang tiba di Italia setelah seberangi Laut Mediterania. Foto: AFP
Anak-anak imigran yang tiba di Italia setelah seberangi Laut Mediterania. Foto: AFP

Lebih dari 700 Pengungsi Diselamatkan dari Laut Mediterania

Fajar Nugraha • 02 Agustus 2021 17:05
Tripoli: Kapal penyelamat berhasil menyelamatkan lebih dari 700 orang imigran yang mencoba menyeberangi Laut Tengah dengan kapal darurat akhir pekan ini. Korban tersebut diselamatkan terutama di lepas pantai Libya dan Malta.
 
Angka-angka terbaru muncul ketika pejabat migrasi PBB mengulangi seruan mereka untuk mekanisme yang lebih adil untuk berbagi tanggung jawab merawat pengungsi, daripada menyerahkannya ke negara-negara Mediterania.
 
SOS Mediterranee mengatakan bahwa kapalnya, Ocean Viking, telah melakukan enam operasi terpisah di perairan internasional sejak Sabtu. Dalam intervensi terakhir, mereka menyelamatkan 106 orang di lepas pantai Malta setelah disiagakan oleh kelompok bantuan Jerman Sea-Watch, kata organisasi yang berbasis di Marseille.

“Pengungsi termuda yang selamat baru berusia 3 bulan," sebut SOS Mediterranee, seperti dikutip AFP, Senin 2 Agustus 2021.
 
Sabtu malam hingga Minggu, Ocean Viking bergabung dengan kapal-kapal dari Sea Watch dan ResQship, kelompok Jerman lainnya, untuk membantu 400 orang yang kesulitan di Mediterania tengah, kata kelompok itu.
 
Mereka diselamatkan dari sebuah kapal yang sedang mengambil air, dalam apa yang dikatakan juru bicara organisasi tersebut kepada AFP adalah operasi yang sangat berbahaya.
 
Mereka yang diselamatkan dibagi antara Ocean Viking dan Sea-Watch3.
 
Ocean Viking sendiri memiliki 555 penumpang dari operasi akhir pekan ini, termasuk setidaknya 28 wanita, dua di antaranya sedang hamil. Organisasi tersebut belum menentukan di pelabuhan aman mana mereka dapat meninggalkan mereka.
 

 
Libya tetap menjadi salah satu titik keberangkatan utama bagi puluhan ribu migran yang berharap untuk mencoba penyeberangan Mediterania yang berbahaya, meskipun ketidakamanan terus berlanjut di negara itu. Kebanyakan dari mereka mencoba mencapai pantai Italia yang sekitar 300 kilometer dari libya.

Migran dapat dikelola

Celine Schmitt, juru bicara operasi Prancis organisasi pengungsi PBB (IOM), mengatakan bulan lalu ada kebutuhan mendesak untuk sistem otomatis untuk membagi pendatang baru antar negara, untuk memastikan penerimaan mereka lebih baik - dan tidak menyerahkannya ke negara-negara Mediterania untuk memikul tanggung jawab tunggal.
 
"Jika kita melihat Mediterania Tengah, tahun lalu, ada kurang dari 50.000 orang yang datang," katanya.
 
"Ini benar-benar dapat dikelola untuk populasi Eropa, ketika Anda mempertimbangkan ada 82 juta orang di seluruh dunia yang terpaksa meninggalkan rumah mereka,” ujar Schmitt.
 
Juru Bicara IOM Paul Dillon mengambil posisi yang sama minggu lalu.
 
"Dengan mengadvokasi praktik manajemen migrasi yang lebih baik, tata kelola migrasi yang lebih baik, dan solidaritas yang lebih besar dari negara-negara anggota UE, kami dapat menghasilkan pendekatan yang jelas, aman, dan manusiawi untuk masalah ini yang dimulai dengan menyelamatkan nyawa di laut," katanya.
 
Menurut IOM, Penyeberangan Mediterania Tengah, antara Libya dan Italia atau Malta, sejauh ini merupakan yang paling mematikan di dunia, Dari 1.113 kematian yang tercatat di Mediterania pada paruh pertama tahun ini, 930 di antaranya tercatat di sana.
 
Namun demikian, menurut angka terbaru IOM, peningkatan jumlah migran telah mencoba penyeberangan tahun ini.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan