Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan Joanne Ou mengatakan, kedutaan ditutup "untuk alasan keamanan" setelah pembunuhan terhadap Moise pada Rabu 7 Juli 2021.
Baca: 28 Orang Ditangkap Terkait Pembunuhan Presiden Haiti.
"Saat pagi pada 8 Juli, keamanan kedutaan menemukan bahwa sekelompok pria bersenjata telah masuk ke halaman kedutaan. Staf keamanan segera memberi tahu personel kedutaan dan polisi Haiti," katanya kepada AFP.
"Atas permintaan pemerintah Haiti dan untuk membantu menangkap para tersangka, kedutaan memberikan izin kepada polisi Haiti untuk memasuki area kedutaan," tambahnya.
Dalam sebuah pernyataan yang diposting di situsnya, Kedutaan Taiwan di Port-au-Prince menggambarkan orang-orang itu sebagai "tentara bayaran" dan tersangka dalam pembunuhan Moise.
"Polisi melancarkan operasi sekitar pukul 4.00 sore Kamis (waktu setempat) dan berhasil menangkap 11 tersangka. Prosesnya berjalan lancar," kata pernyataan itu, seraya menggambarkan pembunuhan Moise sebagai ‘kejam dan biadab’.
Haiti adalah salah satu dari hanya 15 negara yang secara diplomatis mengakui Taiwan atas Tiongkok. Kebanyakan dari mereka adalah negara-negara kecil di Amerika Latin dan Pasifik.
Kedutaan Taipei di Port-au-Prince terletak dekat dengan kediaman pribadi Presiden Jovenel Moise. Di kediaman yang berada pemukiman di sisi tebing, Moise ditembak mati oleh mereka yang disebut tentara bayaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News