Kementerian Kesehatan Peru mencatat tambahan 25 kematian dalam 24 jam terakhir hingga Jumat, sehingga menjadikan totalnya mencapai 200.003 sejak awal pandemi Covid-19 di bulan Maret 2020.
Dengan total penduduk 33 juta jiwa, Peru juga mencatat total 2,2 juta infeksi Covid-19.
Menurut pencatatan AFP, angka kematian Covid-19 di Peru mencapai 6.065 per satu juta penduduk. Angka tersebut masih menjadi yang tertinggi di dunia sejauh ini.
Terlewatinya angka 200 ribu kematian terjadi saat angka harian kasus dan kematian akibat Covid-19 di Peru relatif menurun dalam beberapa hari terakhir. Meski menurun, otoritas Peru masih tetap khawatir akan adanya gelombang baru Covid-19 yang dipicu kemunculan varian Delta.
"Kami masih menjaga upaya pengendalian di level yang relatif tinggi," kata Menteri Kesehatan Peru Hernando Cavalios, dikutip dari AFP, Sabtu, 23 Oktober 2021.
"Ada kemungkinan gelombang pertama dan kedua (Covid-19 di Peru) dan juga vaksinasi telah membentuk imunitas di sebagian masyarakat," sambungnya.
Baca: Nakes di Peru Ditangkap Karena Tagih Rp304,2 Juta ke Pasien Covid-19
Menurunnya kasus dan kematian harian akibat Covid-19 membuat Pemerintah Peru melonggarkan berbagai aturan demi memulihkan perekonomian. Aturan jam malam dikurangi hanya menjadi dua jam, dan semua restoran sudah dapat beroperasi dalam kapasitas penuh.
Angka kematian Covid-19 di Peru hanya terlewati oleh Brasil dan Meksiko untuk wilayah Amerika Latin. Namun jika dibandingkan dengan rasio penduduk, angka kematian di Peru lebih tinggi dari Brasil dan Meksiko.
Sebelum pandemi, Peru menjadi salah satu negara dengan perekonomian dinamis di kawasan. Namun pada 2020, Produk Domestik Bruto (PDB) Peru turun 11 persen, dan lebih dari 2,1 juta warganya kehilangan pekerjaan di tengah resesi.
"Kami perlu divaksinasi sehingga tidak ada lagi kesedihan di rumah, dan tidak ada lagi anak yatim piatu," kata Mirtha Garcia Espinoza, seorang ibu dua anak Peru, kepada AFP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News