Menurut keterangan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), kedua anak itu tidak terkait dengan transmisi penularan di dalam rumah.
Dikutip dari laman India Today, Sabtu, 23 Juli 2022, CDC mengatakan kedua anak itu berada dalam kondisi sehat dan sedang menjalani perawatan.
Cacar monyet, yang menyebabkan gejala mirip flu dengan lesi kulit, sebagian besarnya menyebar di kalangan pria yang melakukan hubungan seksual sesama jenis. Penyakit ini ditemukan di banyak negara di luar Afrika tengah dan barat. Sebelum wabah terbaru, cacar monyet berstatus endemi di beberapa negara Afrika.
Berdasarkan keterangan CDC dan berbagai agensi kesehatan lainnya, mayoritas penyebaran cacar monyet terjadi melalui kontak dekat.
Tahun ini, terdapat lebih dari 14.000 kasus cacar monyet di 60 negara, dengan lima kematian di benua Afrika.
Berbicara dalam sebuah konferensi, deputi patologi CDC Dr Jennifer McQuiston mengatakan bahwa ditemukannya kasus cacar monyet pada anak-anak bukan merupakan sebuah kejutan.
"Namun sejauh ini belum ada bukti bahwa virus ini menyebar di luar komunitas gay, biseksual dan pria yang melakukan hubungan seks dengan pria," ungkapnya.
Ia mengatakan 99 persen dari 2.891 kasus cacar monyet terkonfirmasi di AS yang melibatkan pria gay. Tapi ada juga beberapa kasus di mana perempuan dan individu transgender menjadi tertular penyakit tersebut.
Koordinator respons Covid-19 Gedung Putih, Dr Ashish Jha, mengatakan bahwa pemerintah AS telah menyalurkan 300.000 dosis vaksin cacar monyet, dan sedang berupaya mendatangkan tambahan 786.000 dari Denmark.
Baca: WHO Kembali Pertimbangkan Menyatakan Cacar Monyet sebagai Darurat Global
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News