Sebelumnya, pengiriman rudal mengalami penundaan. Invasi Rusia ke Ukraina mendorong Jerman untuk melakukan pembalikan bersejarah dari kebijakannya untuk tidak mengirim senjata ke zona konflik, tetapi pemerintah Ukraina telah frustasi oleh penundaan.
"Saya dapat dengan jelas mengatakan bahwa pengiriman Strela lebih lanjut sedang dalam perjalanan," kata Baerbock, dilansir dari AFP, Rabu, 23 Maret 2022.
"Kami adalah salah satu pemasok senjata terbesar dalam situasi ini, itu tidak membuat kami bangga tetapi itulah yang harus kami lakukan untuk membantu Ukraina," lanjut dia.
Baca: Dubes Rusia: Reaksi Barat Terhadap Operasi Militer di Ukraina Tidak Proporsional
Dia menambahkan penerbangan pertama yang membawa pengungsi Ukraina dari Moldova ke Jerman akan berlangsung besok atau Sabtu.
Awal bulan ini, Jerman dikabarkan siap mengirimkan senjata pertahanan ke Ukraina, termasuk rudal ringan Strela, rudal darat ke udara yang ditembakkan dari bahu (MANPADS).
Namun, mungkin ada masalah karena, menurut laporan lokal, sebagian besar rudal ini tidak lagi beroperasi, karena telah lama dibiarkan membusuk di fasilitas penyimpanan.
Sebelumnya, diklaim bahwa negara Eropa itu akan mengirim total 2.700 rudal Strela, meskipun pengiriman tersebut belum disetujui. Rudal tersebut merupakan buatan Soviet milik Tentara Rakyat Nasional (NVA) yang dulu disebut Republik Demokratik Jerman (GDR) atau Jerman Timur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News