Putin dan Biden saling peringati terkait rencana invasi ke Ukraina. Foto: AFP
Putin dan Biden saling peringati terkait rencana invasi ke Ukraina. Foto: AFP

Biden dan Putin Saling Beri Peringatan Terkait Rencana Invasi ke Ukraina

Medcom • 31 Desember 2021 11:58
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden pada Kamis, 31 Desember 2021, memperingatkan Presiden Rusia, Vladimir Putin tentang tanggapan keras AS terhadap setiap invasi ke Ukraina. Sementara pemimpin Kremlin mengatakan sanksi anti-Rusia akan menjadi “kesalahan besar”.
 
Dilansir dari Channel News Asia, Kamis, 31 Desember 2021, kedua presiden menunjukkan dukungan untuk diplomasi lebih lanjut pada kebuntuan yang tegang antara Rusia dan Ukraina.
 
Dukungan tersebut disampaikan setelah panggilan telepon 50 menit yang kedua hanya dalam waktu tiga minggu.

Baca: Biden dan Putin Komunikasi Lewat Telepon untuk Kedua Kalinya.
 
Penasihat Kebijakan Luar Negeri Rusia, Yury Ushakov mengatakan kepada wartawan, Putin ‘senang’ secara keseluruhan dengan pembicaraan itu. Seorang pejabat senior AS yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan nada itu “serius dan substantif”.
 
Namun, tidak ada penyamaan kedalaman terkait ketidaksepakatan atau taruhan tinggi yang berbahaya di pinggiran Eropa Timur menjelang negosiasi langsung antara pejabat tinggi Rusia dan AS pada 10 Januari mendatang.
 
Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki mengatakan dalam sebuah pernyataan, Biden “menjelaskan bahwa AS dan sekutu serta mitranya akan merespons dengan tegas jika Rusia menginvasi Ukraina lebih lanjut”.
 
Ushakov, mengacu pada ancaman sanksi ekonomi intensif AS yang berulang sebagai tanggapan atas serangan Ukraina mengatakan ini akan menjadi “kesalahan besar”. “Kami berharap ini tidak akan terjadi”.
 
Ushakov juga mengatakan bahwa Rusia tengah mencari “hasil” konkret dalam pembicaraan pada Januari di Jenewa, Swiss. Sementara Gedung Putih mengatakan pihaknya juga menginginkan tindakan deeskalasi dengan kehadiran militer besar-besaran Rusia di perbatasan Ukraina.
 
“Presiden Biden menegaskan bahwa kemajuan substantif dalam dialog ini hanya dapat terjadi di lingkungan deeskalasi daripada eskalasi,” kata Psaki.
 

 
AS dan sekutu Eropanya menuduh Rusia mengancam bekas wilayah Soviet Ukraina dengan invasi baru. Sekitar 100 ribu tentara Rusia berkumpul di dekat perbatasan negara itu, dimana Putin telah merebut wilayah Krimea pada 2014.
 
Putin pun dituduh mengobarkan perang separatis pro-Rusia yang meletus pada tahun yang sama di timur. 
 
Russia menggambarkan kehadiran ancaman pasukan sebagai perlindungan terhadap Barat yang melanggar batas, khususnya Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Meskipun, Ukraina belum ditawari keanggotaan dalam aliansi militer.
 
Awal bulan ini, Rusia mengeluarkan serangkaian tuntutan, termasuk jaminan bahwa NATO tidak memperluas lebih jauh dan larangan pangkalan militer baru AS di bekas wilayah Uni Soviet.
 
AS menolak apa yang disebutnya tawaran Kremlin untuk mendikte masa depan negara-negara merdeka. AS memperingatkan bahwa jika pasukan menyeberang ke Ukraina, Rusia akan menghadapi sanksi ekonomi yang didukung oleh AS dan ibu kota Uni Eropa (UE).
 
Sanksi Barat sebelumnya yang dijatuhkan, setelah pencaplokan Krimea oleh Rusia memiliki dampak yang kecil.
 
Biden diperlihatkan dalam gambar resmi Gedung Putih mengenakan jas dan dasi, serta berbicara dari meja kayu besar yang dilapisi dengan foto keluarga di rumahnya di Wilmington, AS. Sebuah bendera AS diketahui berbingkai tergantung di dinding belakang.
 
Seorang pejabat senior pemerintah mengatakan kepada wartawan, Biden pergi ke telepon siap untuk menawarkan Putin “jalan diplomatik” keluar dari krisis.
 
Dalam pesan liburan kepada Biden beberapa jam sebelum mereka berbicara, Putin mengatakan ia “yakin” bahwa “kita dapat bergerak maju dan membangun dialog Rusia-AS yang efektif berdasarkan saling menghormati dan mempertimbangkan kepentingan nasional masing-masing”.
 

 
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan bahwa Putin “tengah bercakap-cakap”.
 
“Kami percaya bahwa hanya melalui pembicaraan yang memungkinkan untuk menyelesaikan semua masalah langsung yang kami miliki di antara kami,” ujar Peskov.
 
Pembicaraan Januari disebut akan melihat pejabat Rusia duduk secara terpisah dengan negosiator yang mewakili AS, NATO, dan forum keamanan regional OSCE yang juga termasuk AS.
 
Delegasi Rusia akan dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, dan delegasi AS akan dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri AS, Wendy Sherman.
 
Ukraina yang ingin bergabung dengan NATO namun telah diberitahu bahwa itu jauh dari siap untuk memenangkan penerimaan, sangat ingin untuk tidak keluar dari kesepakatan yang lebih luas.
 
Para pejabat AS diketahui telah bersusah payah untuk bersikeras bahwa tidak ada keputusan yang akan diambil di belakang punggung Ukraina. Sementara pasukan AS tidak akan dikirim untuk membela negara itu dari Rusia, pengiriman senjata dan bantuan militer lainnya yang tengah berlangsung akan diperluas jika  Rusia menyerang. 
 
Pentagon mengatakan pada Selasa, sebuah kelompok kapal induk AS itu akan tetap berada di Mediterania sebagai jaminan kepada sekutu Eropa. Pada Kamis, CNN mengutip seorang pejabat militer yang mengatakan bahwa sebuah pesawat mata-mata AS yang kuat telah terbang di atas Ukraina timur untuk kedua kalinya minggu ini. 
 
Laporan tersebut mengatakan, pesawat itu mampu memantau wilayah yang luas, melacak, dan memotret segala sesuatu mulai dari kendaraan hingga pesawat lain. (Nadia Ayu Soraya)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan