"Terlalu banyak warga Amerika yang tewas akibat kekerasan bersenjata pada setiap harinya. Ini menodai karakter dan mengoyak jantung negara kita," kata Biden usai terjadinya penembakan massal di gudang FedEx yang menewaskan delapan orang.
"Kekerasan senjata api adalah sebuah epidemi di Amerika. Kita tidak boleh menerima hal ini, melainkan harus bertindak tegas," sambungnya, dikutip dari laman Yeni Safak pada Sabtu, 17 April 2021.
Seorang pria berusia 19 tahun melepaskan tembakan secara acak di gudang FedEx di Indianapolis pada Kamis malam. Kepolisian Indianapolis mengatakan, tersangka tewas akibat bunuh diri di lokasi kejadian.
Baca: Pelaku Penembakan Massal di Gudang FedEx adalah Mantan Pegawai
Biden sekali lagi memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di seantero negeri, sekitar dua pekan usai dirinya mengeluarkan perintah serupa atas penembakan massal di Boulder, Colorado.
Pekan kemarin, Biden mengeluarkan rangkaian perintah eksekutif yang bertujuan meredam kekerasan senjata api. Kala itu, ia menyebut penembakan berujung kematian sebagai "krisis kesehatan publik di AS.
Perintah eksekutif Biden meliputi regulasi mengenai senjata api rumahan yang dikenal sebagai "ghost guns," dan juga seputar alat khusus yang dapat membuat pistol menjadi seperti senapan.
Selain itu, perintah eksekutif Biden juga mendorong negara-negara bagian untuk lebih tegas terhadap individu yang dinilai berbahaya bagi orang lain dan dirinya sendiri.
Di level Senat, Biden meminta agar dua undang-undang yang sudah diloloskan di level Dewan Perwakilan Rakyat untuk segera dihadirkan dan dilakukan pemungutan suara. Dua UU itu bertujuan menutup celah dalam sistem pemeriksaan pembelian senjata api di AS.
Kongres AS juga diminta untuk menerapkan kembali larangan terhadap penggunaan senapan serbu dan senjata dengan kapasitas amunisi tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News