Menurut keterangan polisi, tersangka langsung melepaskan tembakan "secara acak" begitu keluar dari mobilnya di area gudang FedEx.
Tujuh orang terluka dalam penembakan tersebut, dan tersangka kemungkinan membunuh dirinya sendiri sebelum polisi tiba di lokasi. Ini merupakan insiden terbaru dari rangkaian penembakan massal di seantero AS.
Semua nama korban dalam penembakan di gudang FedEx belum diumumkan ke publik.
Baca: Dor! Delapan Meninggal dalam Penembakan Massal di Indianapolis
CEO FedEx, Frederick Smith, menyebut penembakan massal di salah satu gudangnya di Indianapolis sebagai "aksi kekerasan tak berperikemanusiaan."
"Pertama-tama, saya ingin mengekspresikan simpati mendalam kepada keluarga, sahabat, dan kolega dari mereka yang menjadi korban," ujar pernyataan resmi Smith, dilansir dari laman BBC pada Sabtu, 17 April 2021.
"Prioritas kami adalah merespons situasi di lapangan dan membantu aparat penegak hukum," sambungnya.
Sementara itu di Gedung Putih, Presiden AS Joe Biden mendeskripsikan banyaknya penembakan massal di AS belakangan ini sebagai sesuatu yang memalukan bagi negara. "Semua ini harus diakhiri," tutur Biden.
"Setiap hari ada penembakan massal di AS. Jika kita menghitung semua yang tewas di kota-kota dan wilayah pinggiran AS, maka ini adalah sesuatu yang memalukan dalam skala nasional," sambungnya.
Penembakan di gudang FedEx pada Kamis kemarin terjadi pada pukul 23.00 waktu setempat. Dalam sebuah konferensi pers, otoritas Indianapolis mengaku belum dapat menentukan motif di balik penembakan.
"Kita mungkin tidak akan pernah tahu mengapa penembakan ini terjadi, tapi kami akan berusaha sekuat mungkin," sebut Kepala Kepolisian Indianapolis, Randal Taylor.
Craig McCartt, deputi kepala investigasi kriminal, mengonfirmasi bahwa tersangka langsung melepaskan tembakan begitu tiba di gudang. "Tidak ada konfrontasi atau argumen apapun, ia langsung melepaskan tembakan secara acak begitu saja," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News