"Dunia telah menyaksikan berbagai serangan mematikan, kekerasan fisik maupun verbal, perundungan di sekolah, ujaran kebencian di media sosial, dan segala bentuk perlakuan buruk dari sekelompok orang," ujar Haq.
"Di beberapa negara, perempuan Asia secara spesifik menjadi target serangan bernuansa kebencian. Kami ingin semua ini dihentikan," lanjut dia, dilansir dari laman The Week pada Selasa, 23 Maret 2021.
Pernyataan Guterres yang disampaikan melalui Haq merupakan respons PBB atas penembakan di tiga spa wilayah Atlanta, Georgia, yang menewaskan delapan orang. Enam dari delapan korban tersebut adalah perempuan keturunan Asia.
Baca: Penembakan Warga Asia di Atlanta Kejutkan Diaspora Indonesia
Penembakan tersebut merupakan satu dari sejumlah aksi kekerasan yang menimpa masyarakat Asia Amerika. Jumlah kekerasan semacam itu terus meningkat dari waktu ke waktu di AS, terutama sejak pandemi Covid-19.
Sejumlah pihak menduga tren peningkatan serangan ini terkait Covid-19 yang berasal dari kota Wuhan, Tiongkok. Hal ini diperparah pernyataan mantan presiden AS Donald Trump yang berulang kali menyebut Covid-19 sebagai "virus Tiongkok."
"Ribuan insiden dalam satu tahun terakhir merupakan bentuk intoleransi, penetapan stereotipe, eksploitasi, dan aksi kekerasan yang sudah berlangsung sejak berabad-abad lalu," ungkap Haq.
"Sekjen mengekspresikan dukungan penuhnya bagi semua korban beserta keluarga mereka. Beliau juga berdiri tegak bersama mereka yang selama ini menghadapi rasisme dan berbagai aksi kekerasan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id