Diplomat AS di Tiongkok dikabarkan terpapar radiasi gelombang mikro. Foto: Kedubes AS di Tiongkok
Diplomat AS di Tiongkok dikabarkan terpapar radiasi gelombang mikro. Foto: Kedubes AS di Tiongkok

Diplomat AS di Kuba dan Tiongkok Terpapar Radiasi Gelombang Mikro

Marcheilla Ariesta • 08 Desember 2020 05:55
Washington: Radiasi microwave atau gelombang mikro dianggap sebagai faktor penyebab penyakit yang dialami diplomat Amerika Serikat (AS) di Kuba dan Tiongkok. Sebuah laporan mengklaim jika radiasi gelombang mikro ini kemungkinan diarahkan.
 
Laporan National Academy of Sciences merupakan upaya baru untuk menyebabkan penyakit misterius yang dialami para pejabat Amerika Serikat di Havana, Kuba, dari 2016.
 
Para peneliti menemukan bahwa energi frekuensi radio ini tampaknya terarah.

"Energi frekuensi radio yang berdenyut dan terarah tampaknya merupakan penjelasan yang paling masuk akal untuk segala gejala yang dialami para diplomat," kata para ahli, dilansir dari Sky News, Senin, 7 Desember 2020.
 
Sebanyak 26 personel dilaporkan mengalami gangguan pendengaran yang tidak dapat dijelaskan selama musim gugur 2016. Selain itu, gejala yang rasakan antara lain masalah kognitif, tekanan di kepala yang cukup intens dan beberapa gejala pusing.
 
Gejala ‘sindrom Havana’ juga dialami oleh para diplomat Kanada dan pejabat lainnya di konsulat AS di Guangzhou di Tiongkok sekitar awal 2017.
 
Studi tersebut menemukan bahwa penjelasan ini lebih mungkin daripada teori sebelumnya - masalah psikologis dan beberapa saran tentang penyakit tropis yang potensial.
 
Tahun lalu, laporan yang berbeda menyimpulkan bahwa trauma emosional dan ketakutan adalah penyebab kesehatan yang buruk.
 

Sebelumnya, diperkirakan bahwa serangan sonik mungkin menjadi penyebabnya, setelah beberapa personel mengalami suara bernada tinggi -,mirip dengan suara jangkrik,- di rumah mereka.
 
Penemuan baru ini tidak menyebutkan nama sumber energi potensial, dan menahan diri untuk tidak mengatakan bahwa itu adalah hasil serangan.
 
Namun, itu menyatakan bahwa penelitian tentang gaya cedera ini dilakukan di bekas Uni Soviet. Studi yang dipimpin oleh 19 anggota panitia tersebut mencatat ada beberapa kesulitan yang dialami dalam melakukan penelitian.
 
Ini karena tidak semua orang melaporkan gejala yang sama, dan peneliti tidak memiliki akses ke semua penelitian sebelumnya tentang masalah ini - banyak diantaranya merupakan informasi rahasia.
 
Ketua komite David Relman mengatakan bahwa studi tersebut "mengkhawatirkan".
 
"Komite menemukan kasus-kasus ini cukup memprihatinkan, sebagian karena peran yang masuk akal dari energi frekuensi radio yang diarahkan dan berdenyut sebagai mekanisme tetapi juga karena penderitaan dan kelemahan signifikan yang telah terjadi pada beberapa individu ini," kata seorang profesor di Universitas Stanford.
 
"Kita sebagai bangsa perlu menangani kasus-kasus spesifik ini serta kemungkinan kasus di masa depan dengan pendekatan yang terpadu, terkoordinasi, dan komprehensif," imbuhnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan