"Situasinya sudah jauh lebih tenang sekarang," kata Borne kepada awak media di pinggiran kota L'Hay-les-Roses setelah malam kelima kerusuhan berlangsung tidak seintens malam sebelumnya.
Aksi protes di Paris dan sejumlah kota lainnya di Prancis dipicu kematian seorang remaja di tangan polisi di Nanterre beberapa hari lalu. Remaja bernama Nahel M itu tewas ditembak polisi karena menolak berhenti saat pemeriksaan lalu lintas.
Kematian Nahel memicu kemarahan warga, di mana sebagiannya menabrakkan sebuah mobil ke rumah Wali Kota L'Hay-les-Roses, Vincent Jeanbrun. Tidak hanya menabrakkan, demonstran juga membakar mobil dan sebagian rumah sang wali kota.
"Tindakan seperti yang kita lihat pagi ini, di sini, sangat mengejutkan. Kami tidak akan membiarkan kekerasan berlalu tanpa dihukum," tegas Borne, dilansir dari laman Malay Mail. Ia mendesak agar para pelaku diberi sanksi terberat.
Sejumlah demonstran telah menabrakka sebuah mobil ke rumah Jeanbrun pada Minggu dini hari waktu setempat. Setelah merusak sebagian rumah, demonstran membakar mobil tersebut.
"Pada pukul 12.30 dini hari, saat saya masih berada di balai kota seperti tiga malam sebelumnya, sejumlah orang menabrakkan mobil ke rumah saya dan membakarnya. Di dalam ada istri dan dua anak saya," ujar Jeanbrun.
"Saat berusaha melindungi anak-anak dan kabur dari para penyerang, istri dan salah satu anak saya terluka," sambungnya, dalam laporan kantor berita CNN.
Baca juga: Demonstran Prancis Tabrakkan Mobil ke Rumah Wali Kota Pinggiran Paris
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News