PM Inggris Keir Starmer. (AFP)
PM Inggris Keir Starmer. (AFP)

PM Inggris Bertekad Seret Para Perusuh Sayap Kanan ke Jalur Hukum

Medcom • 05 Agustus 2024 14:22

London: Perdana Menteri Inggris Keir Starmer bertekad menyeret semua perusuh sayap kanan ke jalur hukum atas tindakan mereka yang memicu kerusuhan dalam beberapa hari terakhir.
 
Kerusuhan ini, yang dipicu penikaman massal beberapa hari lalu, merupakan kekacauan terburuk di Inggris dalam 13 tahun terakhir.
 
Mengutip dari Channel News Asia, Senin, 5 Agustus 2024, para demonstran anti-imigrasi yang mengenakan topeng memecahkan beberapa jendela di sebuah hotel yang digunakan untuk menampung pencari suaka di Rotherham, South Yorkshire.

Kerusuhan ini dipicu oleh misinformasi tentang penikaman massal di Southport pada hari Senin, dan telah melanda beberapa kota, yang mana para demonstran anti-imigrasi bentrok dengan polisi dalam insiden ini.

Kekerasan ini menjadi tantangan besar bagi Starmer, yang baru saja terpilih sebulan yang lalu setelah memimpin Partai Buruh meraih kemenangan telak atas Partai Konservatif.

"Saya jamin Anda akan menyesal telah mengambil bagian dalam kekacauan ini. Baik secara langsung maupun mereka yang menggerakkan aksi ini secara online, dan kemudian melarikan diri," kata Starmer dalam pidato televisi.

Ia menambahkan bahwa tidak ada pembenaran untuk apa yang disebutnya "premanisme sayap kanan" dan berjanji akan membawa para pelaku ke pengadilan.

Pembakaran dan Penjarahan

Rekaman yang ditayangkan di BBC menunjukkan perusuh memaksa masuk ke dalam Holiday Inn Express di Rotherham. Mereka juga mendorong tempat sampah yang terbakar ke dalam gedung. Tidak jelas apakah ada pencari suaka di dalamnya.

Sepuluh petugas terluka dalam insiden ini, namun polisi setempat mengatakan tidak ada staf hotel atau klien yang terluka.

Di kota Middlesbrough, Inggris timur laut, ratusan pengunjuk rasa berhadapan dengan riot police atau polisi anti huru-hara yang membawa perisai. Beberapa dari mereka melempar batu bata, kaleng, dan pot ke arah petugas. Para pengunjuk rasa juga merampas kamera dari kru AFP dan merusaknya, namun tidak ada jurnalis yang terluka.

Kerusuhan yang baru ini terjadi setelah polisi mengatakan lebih dari 150 orang telah ditangkap sejak Sabtu menyusul bentrokan di aksi unjuk rasa sayap kanan di Liverpool, Manchester, Bristol, Blackpool, dan Hull, serta Belfast di Irlandia Utara.

Para perusuh melemparkan batu bata, botol, dan suar ke arah polisi yang melukai beberapa petugas, menjarah dan membakar toko, sementara demonstran meneriakkan hinaan anti-Islam saat bentrok dengan pengunjuk rasa tandingan.

Kekerasan ini adalah yang terburuk di Inggris sejak musim panas 2011 ketika terjadi kerusuhan luas setelah pembunuhan seorang pria berdarah campuran oleh polisi di London utara.

Para pemimpin agama Kristen, Muslim, dan Yahudi di Liverpool mengeluarkan seruan bersama untuk ketenangan.

"Kami sekarang melihatnya (masalah) membanjiri kota-kota besar dan kecil," kata Tiffany Lynch dari Federasi Polisi Inggris dan Wales.

Minggu malam, polisi Staffordshire mengatakan sebuah hotel lain yang diketahui menampung pencari suaka menjadi sasaran di dekat Birmingham. "Sekelompok besar orang" telah "melemparkan proyektil, memecahkan jendela, menyalakan api dan menargetkan polisi" di hotel di kota Tamworth, dengan satu petugas terluka, kata pernyataan itu.

Kerusuhan pertama kali terjadi di Southport pada Selasa malam setelah serangan penusukan yang brutal di sebuah pesta dansa bertema Taylor Swift di kota pesisir barat laut itu, sebelum menyebar ke seluruh Inggris.

Rumor Palsu

Kerusuhan ini dipicu oleh rumor palsu di media sosial tentang latar belakang tersangka, Axel Rudakubana, remaja Inggris berusia 17 tahun yang dituduh membunuh tiga anak dan melukai 10 orang lainnya.

Polisi menyalahkan kekerasan ini pada pendukung dan organisasi terkait English Defence League (EDL), sebuah organisasi anti-Islam yang didirikan 15 tahun lalu yang pendukungnya terkait dengan hooliganisme sepak bola.

Para penghasut menargetkan setidaknya dua masjid, dan kementerian dalam negeri Inggris mengumumkan pada hari Minggu bahwa mereka menawarkan keamanan darurat baru untuk tempat-tempat ibadah Islam.

Unjuk rasa ini telah diiklankan di saluran media sosial sayap kanan dengan spanduk "Cukup sudah".

Para peserta mengibarkan bendera Inggris dan Inggris Raya sambil meneriakkan slogan-slogan seperti "Hentikan perahu" yang merujuk pada migran ilegal yang menyeberangi Selat Inggris dari Prancis.

Para demonstran anti-fasis mengadakan demonstrasi tandingan di banyak kota, termasuk Leeds di mana mereka meneriakkan, "Nazi keluar dari jalan kami", sementara para pengunjuk rasa ekstrem kanan meneriakkan, "Anda bukan orang Inggris lagi".

Tidak semua pertemuan berubah menjadi kekerasan. Sebuah aksi damai di Aldershot, Inggris selatan, pada hari Minggu, melihat para peserta membawa plakat yang bertuliskan "Hentikan invasi" dan "Kami bukan sayap kanan, kami adalah orang Inggris".

"Orang-orang sudah muak dengan pernyataan bahwa Anda seharusnya malu jika Anda berkulit putih dan kelas pekerja, tetapi saya bangga menjadi kelas pekerja kulit putih," kata Karina (41) kepada AFP di Nottingham pada hari Sabtu.

Para pengamat mengatakan bahwa para demonstran mungkin merasa diberanikan oleh naiknya elemen anti-imigrasi dalam politik Inggris.

Pada pemilihan bulan lalu, partai Reform UK yang dipimpin oleh pemandu sorak, Brexit Nigel Farage, meraih 14 persen suara, yaitu salah satu persentase suara terbesar untuk partai sayap kanan di Inggris.

Carla Denyer, salah satu pemimpin partai sayap kiri Green, mengatakan kerusuhan ini harus menjadi "peringatan bagi semua politisi yang secara aktif mempromosikan atau mengalah" pada retorika anti-imigrasi. (Shofiy Nabilah)

Baca juga:  Kerusuhan Sayap Kanan Meluas, Komunitas Muslim Inggris Ketakutan


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan