London: Kerusuhan kelompok sayap kanan yang dipicu penikaman beberapa hari lalu terus meluas di berbagai kota di Inggris. Hal ini membuat komunitas Muslim di seluruh Inggris ketakutan, karena mereka menjadi sasaran kemarahan para perusuh sayap kanan.
Kekacauan ini dipicu penikaman mematikan di Southport yang secara keliru dikaitkan dengan kelompok Muslim.
Dikutip dari Middle East Eye, Senin, 5 Agustus 2024, kerusuhan meletus selama lima malam berturut-turut di beberapa kota termasuk London, Liverpool, Manchester, Sunderland, Belfast, dan Hull. Ini terjadi setelah tiga anak tewas ditikam dan delapan lainnya terluka parah dalam serangan di sebuah kelas tari bertema Taylor Swift di Southport.
Axel Rudakubana, remaja 17 tahun yang lahir dari orang tua Kristen asal Rwanda, telah didakwa atas pembunuhan tersebut. Meski usianya di bawah 18 tahun, Hakim Andrew Menary memutuskan untuk mengungkapkan identitas Rudakubana demi kepentingan publik, menyeimbangkan risiko terhadap keluarga tersangka dengan kepentingan publik dalam melaporkan identitasnya secara akurat.
Pada Sabtu sore, kekerasan pecah di beberapa kota di Inggris dan Irlandia Utara. Video dari Hull menunjukkan seorang pria Asia diserang oleh massa pria kulit putih yang menyalahkan Muslim dan imigran atas penikaman tersebut. Insiden serupa terjadi di Bristol dan Manchester, di mana pria kulit hitam diserang oleh kelompok pria kulit putih bertopeng.
Video di media sosial dari Manchester menunjukkan supermarket Sainsbury's Local terpaksa tutup setelah diserbu oleh perusuh yang mencuri barang-barang seperti botol anggur dan kaleng bir.
'Menyebar Kebencian'
Di Leeds, sekitar 150 orang, kebanyakan pria, terlihat membawa bendera Saint George's Cross dan berteriak "Anda bukan orang Inggris lagi.” Sementara itu, ratusan demonstran tandingan, yang jumlahnya jauh lebih banyak dari massa sayap kanan, terdengar mengatakan "Sampah Nazi, pergi dari jalanan kami."
Video yang dibagikan di media sosial menunjukkan para pemuda mengenakan balaclava melempar batu bata, kembang api, dan suar ke arah polisi, sementara toko-toko dijarah.
Setelah serangan tersebut, kelompok-kelompok Muslim berkumpul untuk melindungi masjid dan tempat ibadah lainnya dari perusuh sayap kanan. Banyak Muslim mengatakan dalam rekaman yang dibagikan secara online bahwa mereka berada di jalan untuk mendukung polisi dan tidak akan melakukan serangan terhadap perusuh sayap kanan.
Kekerasan ini, yang mengakibatkan banyak penangkapan dan menempatkan komunitas Muslim Inggris dalam ketegangan, menjadi tantangan besar bagi pemerintahan Perdana Menteri Partai Buruh, Keir Starmer, yang baru berusia satu bulan.
Starmer menuduh "preman" mengambil alih kesedihan bangsa untuk "menyebarkan kebencian" dan berjanji bahwa mereka yang melakukan tindakan kekerasan akan "menghadapi kekuatan penuh hukum." Namun, pemerintahannya dikritik karena gagal menjangkau pemimpin komunitas Muslim Inggris dan kelompok-kelompok terkait. (Shofiy Nabilah)
Baca juga: Massa Anti-Islam Rusuh di Inggris Usai Penikaman Bocah, Padahal Pelaku Bukan Muslim
Cek Berita dan Artikel yang lain di