Navalny ditangkap tak lama begitu mendarat di Moskow, usai dirinya dirawat di sebuah rumah sakit di Jerman atas kasus racun Novichok.
Dikutip dari laman Sky News, sebuah grup pemantau mengatakan ada lebih dari 200 pendukung Navalny yang ditangkap polisi dalam aksi protes Sabtu ini. Mereka dinilai melanggar aturan karena berkerumun di tengah pandemi virus korona (covid-19).
Penangkapan terpantau terjadi di kota Khabarovsk, satu dari 70 kota yang akan dijadikan lokasi unjuk rasa hari ini.
Beberapa video di media sosial Rusia juga memperlihatkan sekelompok orang ditangkap polisi di Yakutsk. Dalam video lainnya terlihat seorang individu yang diduga terluka dalam kondisi berbaring di kota Novosibirsk.
Ratusan pendukung Navalny lainnya juga terlihat berunjuk rasa di Yekaterinburg, Vladivostok, dan Irkutsk.
Berusia 44 tahun, Navalny adalah tokoh paling vokal terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia menyalahkan Moskow atas serangan Novichok yang hampir menewaskannya. Kremlin membantah keras tuduhan tersebut.
Baca: Terduga Agen Rusia Mengaku Taruh Racun di Celana Dalam Navalny
Navalny ditangkap atas tuduhan melanggar aturan penangguhan penahanan saat dirinya sedang tidak berada di Rusia. Jika terbukti bersalah, Navalny dapat dijatuhi vonis 3,5 tahun penjara.
Sebelumnya, kubu pendukung Navalny meminta warga Rusia untuk ikut berunjuk rasa hari ini. Sebagian pendukung Navalny bahkan mengaku siap membantu membayarkan denda jika ada yang ditahan polisi.
Di Moskow, para pendukung Navalny berencana berkumpul di Lapangan Pushkin. Dari sana, mereka akan bergerak menuju Kremlin.
Wali Kota Moskow Sergey Sobyanin menegaskan bahwa ajakan berunjuk rasa "tidak dapat diterima" karena saat ini Rusia sedang dilanda pandemi covid-19. Ia memperingatkan bahwa kepolisian akan menangkap siapapun yang terbukti melanggar protokol kesehatan covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News