Chauvin, 44, dituduh melakukan pembunuhan tingkat dua terkait kematian Floyd pada 25 Mei tahun lalu. Dakwaan pembunuhan tingkat tiga dihapus tahun lalu, namun jajaran jaksa berencana menghadirkannya kembali.
Vonis maksimal yang dapat diterima Chauvin jika terbukti bersalah adalah 40 tahun penjara.
Terlepas dari perselisihan mengenai jumlah dakwaan, Hakim Peter Cahill melanjutkan proses persidangan dengan memilih jajaran juri pada Selasa kemarin setelah sempat tertunda satu hari.
Baca: Warga AS Lakukan Aksi Protes Damai Jelang Sidang Polisi Pembunuh Floyd
Dikutip dari laman BBC, juri pertama yang dipilih adalah ahli kimia berusia 20 hingga 30-an tahun. Ia mendeskripsikan diri sebagai sosok "logis" dan mencintai pekerjaannya di bidang kimia. Ia mengaku belum pernah melihat video kematian Floyd.
Perempuan berusia 20-an tahun menjadi juri kedua. Ia mengaku sudah pernah melihat video Floyd dan ingin melihat semua bukti yang dihadirkan nanti di persidangan.
Seorang auditor menjadi juri ketiga. Ia mengaku hanya akan menentukan apakah Chauvin bersalah atau tidak berdasarkan bukti-butki yang dihadirkan di persidangan. Ketiga juri berjanji akan tetap berpikiran terbukti dan menimbang semua bukti yang ada.
Persidangan kasus pembunuhan George Floyd dijadwalkan dimulai pada 29 Maret mendatang. Sementara pemilihan juri akan dilanjutkan pada Rabu ini, 10 Maret 2021. Total 14 orang dibutuhkan untuk membentuk panel juri, dengan dua individu sebagai alternatif jika ada yang berhalangan hadir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News