Berbicara di St. Vincent and Grenadines menjelang pertemuan puncak regional, Guterres mengaku terkejut dengan episode terbaru perang dengan Israel. Pihak berwenang Palestina mengatakan lebih dari 30.000 warga sipil telah terbunuh sejak 7 Oktober.
Baca: Ditembak Saat Tunggu Bantuan, 112 Warga Gaza Tewas. |
Menanggapi pertanyaan tentang kegagalan resolusi Dewan Keamanan baru-baru ini yang mengupayakan gencatan senjata, Guterres mengatakan
“Memburuknya perpecahan geopolitik telah mengubah hak veto menjadi instrumen efektif yang melumpuhkan tindakan Dewan Keamanan,” ujar Guterres, seperti dikutip dari The Straits Times.
“Saya sangat yakin bahwa kita memerlukan gencatan senjata kemanusiaan dan kita memerlukan pembebasan sandera tanpa syarat dan segera dan kita harus memiliki Dewan Keamanan yang mampu mencapai tujuan ini,” kata Guterres.
Lebih 100 orang ditembak
Otoritas Kesehatan Gaza mengatakan, pasukan Israel menembak mati lebih dari 100 warga Palestina saat sedang menunggu pengiriman bantuan. Namun, menurut Israel bukan begitu kronologinya.Dilansir dari AFP, sebanyak 112 orang tewas dan lebih dari 280 orang terluka.
Meski demikian, Israel mengatakan, kematian terjadi karena kerumunan orang mengepung truk bantuan. Menurut mereka, para korban terinjak atau tertabrak.
Angka kematian itu merupakan jumlah korban jiwa warga sipil terbesar dalam beberapa minggu terakhir. Hamas mengatakan, insiden itu dapat membahayakan perundingan di Qatar yang bertujuan untuk mencapai gencatan senjata dan pembebasan sandera Israel yang ditahannya.
Petugas medis di Gaza mengatakan mereka tidak mampu mengatasi banyaknya korban luka serius. Israel membantah pernyataan yang diberikan oleh para pejabat di Gaza yang dikuasai Hamas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News