Setidaknya 40 ribu warga Venezuela tinggal di Trinidad and Tobago, yang sebagian besarnya melarikan diri dari negara mereka untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Mayoritas dari mereka tidak memiliki pekerjaan, dan sering bepergian dalam perahu kecil dengan pasokan makanan dan bahan bakar yang terbatas.
Tahun lalu, setidaknya dua kapal yang berangkat dari Venezuela menuju Trinidad and Tobago menghilang di laut.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dilansir dari laman Metro.us, otoritas Venezuela menemukan 14 jenazah sekitar 7 mil laut dari kota pantai Guiria. Sebelas jasad ditemukan pada Sabtu petang, sementara jenazah dua pria dan satu perempuan terlihat satu hari setelahnya.
Otoritas Venezuela sedang menginvestigasi penemuan jenazah ini, dengan tetap mempertimbangkan kemungkinan adanya keterlibatan grup kriminal penyelundup manusia di Guiria.
Sementara dari keterangan otoritas Trinidad and Tobago, belasan jasad imigran itu kemungkinan terkait dengan sebuah kapal yang meninggalkan Guiria pada 6 Desember. Kapal itu diduga mengangkut lebih dari 20 orang.
Omarlirves, warga Venezuela yang tidak memberi tahu nama belakangnya, mengaku telah memperingatkan seorang teman bernama Noebis Aspudillo untuk tidak naik ke kapal. Namun Aspudillo nekat naik usai dirumahkan dari toko roti tempatnya bekerja karena pandemi virus korona (covid-19).
Aspudillo adalah satu dari jutaan warga Venezuela yang ingin melarikan diri dari krisis ekonomi di negara yang semakin diperparah pandemi covid-19.
Belum diketahui apakah Aspudillo termasuk dari belasan jenazah yang ditemukan di lepas pantai Venezuela.
Baca: Imigran Venezuela Beramai-ramai Menyeberang ke Peru
(WIL)