Seperti di Afghanistan, jumlah personel militer AS di Irak juga akan dikurangi Trump dari 3.000 menjadi 2.500. Sebelumnya, Trump pernah berkata ingin memulangkan "semua" pasukan AS pada Hari Raya Natal 2020.
Media-media besar AS melaporkan bahwa penarikan pasukan dari Afghanistan dan Irak harus diselesaikan pada 15 Januari, beberapa hari sebelum Joe Biden dan Kamala Harris dilantik sebagai presiden dan wakil presiden baru.
Mengenai rencana penarikan ini, pemimpin Senat AS dari Partai Republik Mitch McConnell melayangkan kritikan. Menurutnya, kelompok militan di Afghanistan dan Irak akan menyambut baik penarikan pasukan AS.
"Kami memainkan peran terbatas dalam melindungi keamanan nasional Amerika dari para teroris yang menginginkan agar pasukan terkuat di muka Bumi ini angkat kaki dan bertolak pulang," kata McConnell, dilansir dari laman BBC pada Selasa, 17 November 2020.
"Mereka (para militan) akan sangat menyukai hal tersebut," sambungnya.
Trump sejak lama ingin memulangkan banyak pasukan AS serta mengkritik intervensi Washington di sejumlah zona konflik sebagai suatu langkah yang tidak efektif dan membuang-buang uang.
Baca: AS Segera Lanjutkan Penarikan Pasukan dari Irak dan Afghanistan
Menurut beberapa petinggi sektor pertahanan AS, jajaran militer telah mendapat informasi mengenain rencana Trump pada akhir pekan kemarin. Sebuah perintah eksekutif telah ditulis untuk Trump, namun belum dikirim ke jajaran perwira militer AS.
September lalu, Pentagon mengumumkan rencana menarik lebih dari satu per tiga pasukan AS dari Irak dalam hitungan pekan -- dari 5.200 menjadi 3.000.
Kala itu, komandan AS untuk Timur Tengah Jenderal Kenneth McKenzie mengatakan bahwa personel militer tersisa akan terus membantu pasukan Irak dalam "memerangi" sisa-sisa militan kelompok Islamic State (ISIS).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News