"Inti dari semua ini adalah, kebijakan lawan geopolitik kita bertujuan untuk menghancurkan Rusia, Rusia yang bersejarah," kata Putin, melansir dari laman TOI.
"Mereka selalu berusaha untuk memecah dan menaklukkan. Sementara tujuan kita adalah sesuatu yang lain, yaitu untuk menyatukan rakyat Rusia," sambungnya.
Putin telah menggunakan konsep "Rusia bersejarah" untuk menyatakan bahwa orang Ukraina dan Rusia sebenarnya adalah satu masyarakat. Konsen ini dianggap merongrong kedaulatan Ukraina dan membenarkan invasi terhadap negara tetangganya itu sejak Februari lalu.
"Kita semua bertindak ke arah yang benar, karena kita melindungi kepentingan nasional, kepentingan warga negara dan rakyat," tutur Putin.
Ia mengulangi klaim bahwa Moskow "siap untuk bernegosiasi dengan semua peserta dalam proses ini (untuk menemukan) solusi yang dapat diterima" untuk konflik di Ukraina.
Baca: Putin Ingin Akhiri Perang dengan Cepat Lewat Solusi Diplomatik
Dalam perjalanan pertamanya ke luar Ukraina sejak serangan dimulai pada Februari, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendapatkan janji dukungan kuat Washington dari Presiden AS Joe Biden, termasuk sistem pertahanan udara paling canggih, Patriot.
"Tentu saja kami akan menghancurkannya, 100 persen!" kata Putin, mengacu pada Patriot yang dijanjikan Biden kepada Zelensky.
Paket bantuan militer AS terbaru tidak hanya mencakup sistem pertahanan Patriot, tetapi juga bom berpemandu presisi untuk jet tempur, kata pejabat AS pekan lalu. Ini merupakan perluasan dalam jenis persenjataan canggih yang bertujuan meningkatkan pertahanan udara Ukraina terhadap rentetan serangan rudal Rusia.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa pengiriman sistem Patriot akan dianggap sebagai langkah provokatif. Oleh karenanya, sistem tersebut dan setiap awaknya akan akan menjadi target yang sah bagi militer Rusia.
"Ini adalah sistem pertahanan,” kata Biden, berbicara mengenai pengiriman sistem Patriot. "Ini bukan eskalasi, ini bersifat defensif," ungkapnya.
Belum diketahui pasti kapan Patriot akan tiba di garis depan Ukraina, mengingat pasukan AS harus terlebih dahulu melatih militer Ukraina. Pelatihan itu, yang diperkirakan akan dilakukan di Jerman, bisa memakan waktu hingga beberapa bulan, kata Pentagon.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News