Seorang peneliti akademisi mengatakan salah satu faktor kelangkaan sopir truk ini adalah manajemen yang buruk. Rata-rata para sopir hanya mengemudi selama 6,5 jam dari 11 jam yang diizinkan.
"Sekitar 40 persen dari mereka secara konsisten kurang dimanfaatkan," kata MIT Center for Transportation and Logistics, David Correl, dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Jumat, 7 Januari 2022
David mencatat kurangnya pengemudi truk di Amerika Serikat karena perusahaan masih menerapkan jadwal konvensional. Baik itu dalam hal pengambilan maupun pengiriman barang.
Baca: Biden Sebut Trump Timbulkan Ancaman Berat untuk Demokrasi AS
Bill, sopir truk pelabuhan, beranggapan bahwa dirinya justru kehilangan uang. Untuk dapet order, dia harus menunggu selama 6 sampai 9 jam.
"Itu sangat buruk. Kami kehilangan uang. Semuanya kehilangan uang," kata imigran asal Tiongkok ini.
Presiden Joe Biden berharap dapat memenuhi kekurangan tersebut dengan memperluas program magang dan melatih veteran militer sebagai pengemudi truk. Jadi, apakah Anda tertarik untuk berkarier sebagai sopir truk di Negeri Paman Sam? (Fauzi Pratama Ramadhan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News