"Apakah kita akan menjadi negara yang mengizinkan partisan pemilu membatalkan kehendak rakyat yang dinyatakan secara hukum? Atau apakah kita akan menjadi bangsa yang hidup bukan dalam terang kebenaran namun bayang-bayang kebohongan?" tanya Biden dalam pidatonya, dikutip dari Metro US.
"Kita tidak bisa membiarkan diri kita menjadi bangsa seperti itu. Jalan ke depan adalah mengenali kebenaran dan hidup dengannya," lanjut dia.
Sebanyak empat orang tewas dalam kekacauan yang terjadi di Gedung Capitol tahun lalu. Seorang petugas polisi meninggal setelah memerangi perusuh.
Baca juga: Setahun Berlalu, Biden akan Bongkar Kebenaran di Balik Serangan di Capitol
Salah satu petugas di tempat kejadian, Sersan Harry Dunn dari Capitol Police menuturkan, serangan itu memakan korban emosional.
Pernyataan Biden memulai serangkaian acara sepanjang hari untuk memperingati serangan tahun lalu itu. Kedua DPR AS Nancy Pelosi dan para pemimpin legislatif lainnya - sebagian besar dari Partai Demokrat - akan mengikuti rangkaian acara tersebut.
"Dengan mata jernih kita melihat ancaman yang diwakili mantan presiden terhadap demokrasi kita. Mantan presiden kita terus-menerus bekerja untuk merusak nilai-nilai dasar dan supremasi hukum Amerika," ucap juru bicara Gedung Putih Jen Psaki.
Sementara itu, Trump tetap masih populer di kalangan pemilih Partai Republik. Ia juga berulang kali mengisyaratkan untuk mencalonkan diri lagi sebagai presiden pada pemilihan 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News