Dilansir dari laman TRT World, Minggu, 2 Januari 2022, otoritas kota Iserlohn menyerukan warga yang melihat kejadian tersebut untuk segera melapor ke polisi.
Perusakan tersebut terjadi di tengah meningkatnya kejahatan anti-Muslim di Jerman dalam beberapa tahun terakhir.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Turki mengekspresikan "kesedihan" atas insiden perusakan pemakaman Muslim di Jerman. "Serangan pada malam Tahun Baru ini merupakan sebuah indikator baru adanya mentalitas anti-Islam, yang belakangan meningkat terutama di Eropa," ujar Kemenlu Turki.
"Pemakaman-pemakaman Muslim kini menjadi lebih sering dijadikan target," sambungnya.
Turki menyerukan kepada Jerman untuk "mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah insiden serupa terulang di masa mendatang."
Menurut Laporan Islamofobia Eropa 2020, total 901 kejahatan anti-Muslim tercatat oleh Kantor Kepolisian Kriminal Federal di Jerman sepanjang 2020. Sebanyak 18 unjuk rasa anti-Muslim digelar, dan 16 di antaranya dikoordinasikan gerakan rasis PEGIDA di tahun yang sama.
Masih sepanjang 2020, kejahatan anti-Muslim di dunia maya Eropa juga meningkat seiring pemberlakuan kebijakan penguncian (lockdown) Covid-19.
Baca: Pertama Sejak PD II, Partai anti-Muslim Masuk ke Parlemen Jerman
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News