KBRI Berlin menggelar pelatihan penyelia halal secara daring selama empat pekan mulai Sabtu, 22 Mei 2021. (KBRI Berlin)
KBRI Berlin menggelar pelatihan penyelia halal secara daring selama empat pekan mulai Sabtu, 22 Mei 2021. (KBRI Berlin)

KBRI Berlin Gagas Pelatihan Penyelia Halal bagi Diaspora Indonesia

Willy Haryono • 23 Mei 2021 08:28
Berlin: Sekitar 24 diaspora Indonesia di Jerman mengikuti pelatihan penyelia halal di luar negeri. Pelatihan yang berlangsung secara daring ini diselenggarakan selama empat pekan sejak Sabtu, 22 Mei.
 
Saat membuka pelatihan, Dubes RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno, menyebutkan bahwa besarnya potensi produk halal di Jerman merupakan peluang besar bagi Indonesia. Sejauh ini, penyelia halal di Jerman masih didominasi komunitas Turki. Melihat hal ini, KBRI Berlin berinisiatif menyelenggarakan pelatihan penyelia halal bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama RI. 
 
"Inisiatif ini pertama kali dilakukan oleh perwakilan RI di Luar Negeri. Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia sudah saatnya Indonesia juga berperan membentuk ekosistem halal di luar negeri, khususnya Jerman," tegas Dubes Oegroseno, dalam keterangan tertulis KBRI Berlin yang diterima Medcom.id pada Minggu, 23 Mei 2021.
 
Senada dengan hal tersebut, pelaksana tugas Kepala BPJPH Dr. Mastuki yang turut hadir pada pembukaan pelatihan, mengapresiasi langkah KBRI Berlin dalam menyelenggarakan kegiatan ini.

"Ini inisiatif yang sangat baik. Dan ini kali pertama BPJPH menyelenggarakan pelatihan daring dengan peserta di luar negeri. Semoga ini menjadi awal yang baik dan menginsiprasi pelatihan-pelatihan lainnya," ungkapnya.
 
Di pelatihan perdana ini para peserta dibekali pengetahuan tentang industri halal, termasuk proses penerbitan sertifikat halal mulai dari hulu ke hilir. Mereka juga diharapkan dapat memahami bagaimana menentukan kehalalan suatu produk.
 
Produk halal yang merujuk pada syariat Islam. Tidak hanya untuk konsumsi makanan, akan tetapi juga mencakup produk lainnya seperti kosmetik dan wisata. Lebih penting lagi, pelatihan ini juga membekali peserta tentang bagaimana mengaplikasikan materi pelatihan untuk industri halal di Jerman. Informasi mengenai proses masuknya produk-produk halal dari Jerman ke Indonesia juga penting diketahui. 
 
Peserta pelatihan penyelia halal berasal dari beragam latar belakang pendidikan. Di antara mereka ada yang berasal dari anggota organisasi keagamaan di Jerman. Dengan antusias, banyak pertanyaan yang mereka ajukan, di antaranya seputar teknis sertifikasi halal, pendirian lembaga halal luar negeri, dan peluang kerja sama badan sertifikasi halal di Indonesia dan Jerman.
 
Dari pelatihan ini diharapkan akan lahir komunitas Indonesia yang dapat mendirikan lembaga sertifikasi halal di Eropa, mengimbangi komunitas Turki yang ada saat ini.  Para peserta nantinya diharapkan juga bisa menjalin kemitraan dengan industri di Jerman yang ingin mengembangkan kerja sama dengan Indonesia.
 
Baca:  Merkel: Jerman Siap Perkuat Kerja Sama dengan Indonesia
 
Berdasarkan studi dari Kantor Kantor Federal untuk Migrasi dan Pengungsi (BAMF) tahun 2016, jumlah penduduk Muslim yang tinggal di Jerman berkisar antara 4,4-4,7 juta orang (5,4-5,7 persen dari total penduduk Jerman). Dengan estimasi nilai produk halal di Jerman mencapai EUR5 miliar.
 
Konsumsi produk halal terus meningkat setiap tahunnya. Produk ini tidak hanya diminati oleh Muslim, tetapi juga non-muslim. Di samping itu, sejumlah lembaga keuangan syariah juga telah memasuki sektor perbankan di Jerman, seperti West LB dan Arabesque Asset Management.
 
Banyaknya varian produk halal di Jerman yang terus bertambah membuka peluang menjanjikan bagi lembaga sertifikasi halal. Untuk itu, adanya lembaga sertifikasi halal Indonesia di Eropa diharapkan dapat turut memanfaatkan momentum ini.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan