Blinken mengungkapkan pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara setelah bertemu Wang Yi. Ia menuturkan, Washington khawatir Beijing sedang mempertimbangkan langkah memasok senjata ke Rusia.
Dalam sebuah wawancara yang akan ditayangkan pada Minggu pagi di NBC News "Meet the Press with Chuck Todd," Blinken mengatakan, Amerika Serikat sangat prihatin bahwa Tiongkok sedang mempertimbangkan untuk memberikan dukungan mematikan ke Rusia.
Blinken menjelaskan kepada Wang bahwa "akan ada konsekuensi serius dalam hubungan kedua negara jika Beijing mendukung Moskow."
"Ada berbagai jenis bantuan mematikan yang setidaknya mereka pertimbangkan untuk diberikan, termasuk senjata," kata Blinken, dilansir dari Al Arabiya, Minggu, 19 Februari 2023.
Ia menambahkan bahwa Washington akan segera merilis rincian lebih lanjut.
Sementara itu, Wang mengatakan kepada Blinken, Amerika Serikat harus menghadapi dan menyelesaikan 'kerusakan' pada hubungan bilateral yang disebabkan "penggunaan kekuatan sembarangan." Hal ini diungkapkan dalam pernyataan singkat oleh Kementerian Luar Negeri Tiongkok.
Berbicara kepada awak media, seorang pejabat senior Kemenlu AS mengatakan, Tiongkok mencoba "bermain dua kaki" dengan mengeklaim ingin berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas, tetapi pada saat yang sama mengambil langkah untuk mendukung invasi Rusia ke Ukraina.
"Blinken dengan blak-blakan memperingatkan tentang implikasi dan konsekuensi dari Tiongkok yang berotensi memberikan dukungan material kepada Rusia atau membantu Rusia menghindari sanksi sistematis," kata pejabat senior itu, yang berbicara dengan syarat anonimitas.
Rusia dan Tiongkok menandatangani kemitraan 'tanpa batas' pada Februari tahun lalu, tak lama sebelum pasukan Rusia menginvasi Ukraina. Hubungan ekonomi mereka berkembang pesat karena koneksi Moskow dengan Barat terus menyusut.
Barat telah mewaspadai tanggapan Negeri Tirai Bambu terkait demgan perang di Ukraina, dengan beberapa peringatan bahwa kemenangan Rusia akan mewarnai tindakan Beijing terhadap Taiwan. Tiongkok sendiri menahan diri untuk tidak mengutuk perang atau menyebutnya sebagai "invasi."
Sebelumnya, berbicara di sebuah panel di konferensi tersebut, Wang mengulangi seruan untuk berdialog dan menyarankan negara-negara Eropa untuk "berpikir dengan tenang" tentang bagaimana cara mengakhiri perang.
Ia juga mengatakan, ada beberapa kekuatan yang tampaknya tidak ingin negosiasi berhasil, atau agar perang segera berakhir, tanpa menyebutkan siapa yang dia maksud.
Diplomat tertinggi dari dua negara adidaya bertemu di lokasi yang dirahasiakan di sela-sela konferensi keamanan global di Munich, Jerman. Pertemuan terjadi hanya beberapa jam setelah Wang Yi 'memarahi' AS.
Wang Yi mengatakan, Washington terlalu "histeris" dalam perselisihan yang sedang berlangsung, terkait penembakan jatuh objek diduga balon mata-mata Tiongkok. Tiongkok menyebut objek itu sebagai balon cuaca, bukan alat mata-mata.
Baca juga: Bertemu di Munich, Menlu AS dan Tiongkok Bahas Balon Mata-Mata
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News