Logo aliansi NATO. (AFP)
Logo aliansi NATO. (AFP)

NATO Kutuk Retorika Berbahaya Rusia Perihal Senjata Nuklir Taktis

Willy Haryono • 27 Maret 2023 09:39
Brussel: Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengutuk retorika "berbahaya" dan "tidak bertanggung jawab" Rusia setelah keputusan Vladimir Putin yang hendak menempatkan senjata nuklir taktis di Belarusia.
 
Organisasi itu "memantau dengan cermat" situasi terkini, dan mengatakan bahwa langkah terbaru Rusia tidak akan membuatnya mengubah strategi nuklirnya sendiri. Di waktu bersamaan, Amerika Serikat (AS) meyakini Rusia tidak sedang bersiap untuk menggunakan senjata nuklir dalam waktu dekat.
 
Belarusia berbagi perbatasan panjang dengan Ukraina, serta dengan anggota NATO Polandia, Lituania dan Latvia.

Ukraina telah menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk mengatasi potensi ancaman dari pengumuman Kremlin pada Sabtu lalu.
 
Putin mengatakan Rusia tidak akan mengalihkan kendali senjatanya ke Belarusia. Ia juga mengatakan bahwa Presiden Belarusia Alexander Lukashenko - sekutu kuat Kremlin dan pendukung invasi ke Ukraina - telah lama mengangkat masalah nuklir taktis ini dengannya.
 
Pemerintah Ukraina mengatakan langkah terbaru Rusia melanggar perjanjian non-proliferasi nuklir. Tuduhan ini dibantah Putin, dan menyebut AS juga menempatkan senjata nuklirnya di Eropa.
 
Tetapi menurut NATO, pernyataan Rusia mengenai berbagi nuklir dengan Belarusia sebagai sesuatu yang "menyesatkan."
 
"Sekutu NATO bertindak dengan penuh hormat terhadap komitmen internasional mereka," kata juru bicara NATO Oana Lungescu.
 
Aliansi militer itu juga menuduh Rusia secara konsisten melanggar komitmen pengendalian senjatanya sendiri, termasuk keputusan negara itu untuk menangguhkan perjanjian START - kesepakatan yang ditandatangani pada 2010 yang membatasi jumlah hulu ledak nuklir antara AS dan Rusia.
 
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mendesak Belarusia untuk memilih keluar dari kesepakatan dengan Putin, memperingatkan negara itu dapat menghadapi sanksi lebih lanjut jika berhasil melakukannya.
 
"Belarusia masih bisa menghentikannya, itu pilihan mereka," tulisnya di Twitter.
 
Hari Minggu kemarin, seorang penasihat keamanan utama untuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia menjadikan Belarusia sebagai "sandera nuklir."
 
Baca juga:  Ukraina Serukan Pertemuan Darurat PBB untuk Lawan 'Pemerasan Nuklir' Rusia
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan