Sering disebut sebagai UNGA, pertemuan akan menghadirkan para presiden, raja, dan perdana menteri berpidato di depan ruang sidang PBB yang berlatar belakang marmer hijau. Sementara para pejabat tingkat di bawahnya berlomba-lomba membuat kesepakatan dan membangun hubungan.
Mengutip dari laman The National News, Minggu, 17 September 2023, tema Sidang Majelis Umum PBB tahun ini adalah "memulihkan kepercayaan dan menghidupkan kembali solidaritas global." Namun kredibilitas dan keandalan PBB saat ini sedang dirusak konflik geopolitik, perpecahan dan kelumpuhan di Dewan Keamanan, seiring dengan terus berlanjutnya krisis ekonomi, kemanusiaan, dan juga terkait perubahan iklim.
"Kesenjangan antara permintaan akan kerja sama internasional dan pasokannya semakin melebar. PBB telah gagal, karena tidak lagi sesuai dengan tujuannya dan karena negara-negara anggotanya tidak percaya satu sama lain," kata Stewart Patrick, peneliti senior di Carnegie Endowment untuk Perdamaian Internasional.
Karena berbagai alasan, empat dari lima anggota tetap Dewan Keamanan yang mempunyai hak veto memilih untuk tidak mengikuti sidang Majelis Umum PBB tahun ini, dan hanya Amerika Serikat yang mengirimkan pemimpinnya.
Kehadiran Zelensky
Presiden AS Joe Biden akan mengatasi berbagai masalah, termasuk memobilisasi sumber daya keuangan untuk negara-negara Selatan, menggalang kerja sama untuk mengatasi krisis iklim dan memperkuat dukungan global untuk Ukraina, kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan.Di tengah kesenjangan yang semakin lebar antara negara-negara kaya dan miskin, para diplomat yang mewakili Amerika Latin, Afrika dan Asia semakin vokal mengungkapkan rasa frustrasi mereka mengenai besarnya perhatian yang diberikan kepada Ukraina jika dibandingkan dengan krisis global lainnya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky diperkirakan akan hadir sendiri di Majelis Umum pada hari Selasa dan akan hadir di hadapan Dewan Keamanan pada hari berikutnya. Menteri Luar Negeri Rusia diperkirakan akan menghadiri pertemuan yang sama.
Richard Gowan, yang mengawasi upaya advokasi Crisis Group di PBB, mengatakan kepada The National News bahwa pemimpin Ukraina ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk membahas gangguan Rusia terhadap Inisiatif Gandum Laut Hitam dan ancaman terhadap keamanan global.
Baca juga: Sidang Majelis Umum Dimulai, Taiwan Minta Dukungan RI Jadi Anggota PBB
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News