Menurut dia, dengan bergabung dalam PBB, Taiwan dapat menjaga perdamaian dan keamanan global bersama negara-negara lain. Taiwan juga dapat ikut meningkatkan kesehatan seluruh masyarakat dunia, dan berkontribusi dalam mengatasi berbagai isu global seperti memerangi perubahan iklim.
John Chen menambahkan, bersama-sama dengan PBB dan negara anggotanya, Taiwan dapat mencapai agenda global PBB yaitu “Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs)”.
Dia mengatakan, invasi Rusia ke Ukraina mengingatkan seluruh dunia bahwa rezim otoriter seringkali membawa kehancuran dan kematian.
"Perang tersebut merupakan pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia dan melanggar prinsip penyelesaian sengketa internasional secara damai yang tertuang dalam piagam PBB," kata John Chen dikutip dari keterangan TETO, Jumat, 15 September 2023.
Krisis kemanusiaan dan dampak ekonomi yang disebabkan perang Rusia-Ukraina juga mengingatkan seluruh dunia bahwa krisis perang di era globalisasi ini akan berdampak global, dan sampai saat ini Taiwan masih menghadapi ancaman besar dari ekspansi Tiongkok.
Pemerintahan Tiongkok yang selama beberapa dekade tidak pernah sekalipun berkuasa di Taiwan, telah berjanji untuk mengambil alih kekuasaan dari Pemerintah Taiwan dan menolak untuk meninggalkan kekuatan militer.
Meski perekonomian Tiongkok berada dalam kesulitan, kekuatan militernya terus berkembang dan Beijing semakin aktif dalam menunjukkan kekuatan militernya untuk mengintimidasi Taiwan.
Ini termasuk mengirimkan jet tempur dan kapal perang melintasi garis tengah selat Taiwan, memasuki zona identifikasi pertahanan udara Taiwan dan menggunakan disinformasi serta paksaan ekonomi untuk mengancam hidup demokrasi Taiwan.
"Bersama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas selat Taiwan adalah demi kepentingan terbaik semua pihak. Sekitar separuh dari lalu lintas kapal kontainer di seluruh dunia melintasi selat Taiwan setiap hari," imbuhnya.
Baca juga: Taiwan Berjuang Masuk Organisasi Internasional
Satu Tiongkok
John Chen mengatakan, Tiongkok menyamakan Resolusi Majelis Umum PBB 2758 dengan apa yang disebut “prinsip satu Tiongkok." Menurutnya, itu berarti secara sewenang-wenang memaksakan posisi politik Tiongkok di PBB untuk menghalangi partisipasi Taiwan dalam organisasi internasional.Ia menambahkan, pemegang paspor Taiwan saat ini bahkan tidak diizinkan untuk mengunjungi atau menghadiri pertemuan internasional. Sedangkan pers Taiwan juga tidak bisa mendapatkan kartu pers untuk wawancara.
"Perlakuan diskriminatif ini merupakan pelanggaran terhadap prinsip dasar universalitas dan hak asasi manusia yang ditekankan pada saat pendirian PBB," terangnya.
Sidang Majelis Umum ke-78 PBB tahun ini mengambil tema “Membangun Kembali Kepercayaan dan Menghidupkan Kembali Solidaritas Global”. Melalui tema ini PBB diharapkan dapat menyelesaikan banyak masalah mendesak, seperti kesehatan global dan iklim ekstrim, melalui solidaritas, persatuan dan upaya bersama.
Dunia yang Lebih Aman
Taiwan memiliki keinginan dan kemampuan untuk berkontribusi terhadap isu-isu yang menjadi perhatian global. "Taiwan adalah mitra kerja sama global yang sangat diperlukan," kata John Chen.Ia juga meminta dukungan Indonesia dan sahabat dari seluruh lapisan masyarakat di dunia untuk secara tegas mendukung keikutsertaan Taiwan dalam PBB agar Taiwan dapat terus memberikan kontribusi positif di era pasca-pandemi.
"Kami juga menyerukan kepada PBB untuk tetap berpegang pada komitmen 'tidak meninggalkan siapa pun', menerima Taiwan untuk ikut dalam PBB, dan tidak mengecualikan Taiwan dari diskusi dan pertemuan mengenai isu-isu yang memerlukan kerja sama global," ungkapnya.
"Hal ini bukan hanya mengenai hak masyarakat Taiwan, tetapi juga akan membantu menciptakan dunia yang lebih aman, lebih adil dan lebih berkelanjutan di seluruh dunia" pungkas mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News