Tidak diketahui video tersebut asli atau tidak, namun dalam video terlihat seorang pria berseragam memenggal kepala pria lainnya yang mengenakan pita lengan kuning. Pita tersebut biasanya digunakan tentara Ukraina.
Kremlin mengatakan, video yang beredar di media sosial itu "mengerikan" dan keasliannya perlu diperiksa.
Moskow di masa lalu membantah tuduhan bahwa pasukannya melakukan kekejaman sejak invasi besar-besaran yang diluncurkan Rusia pada Februari 2022.
“Ada sesuatu yang tidak dapat diabaikan oleh siapa pun di dunia: betapa mudahnya binatang buas ini membunuh,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pesan video, dilansir dari Straits Times, Kamis, 13 April 2023.
Baca juga: Tentara Bayaran Wagner Dituduh Penggal Kepala Prajurit Ukraina
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitro Kuleba mengatakan di Twitter, “Sebuah video mengerikan tentang pasukan Rusia memenggal tawanan perang Ukraina beredar online."
“Tidak masuk akal bahwa Rusia, yang lebih buruk dari ISIS, memimpin DK PBB,” katanya, mengacu pada Dewan Keamanan PBB.
“Teroris Rusia harus diusir dari Ukraina dan PBB dan dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan mereka,” sambung dia.
Militan dari Negara Islam di Irak dan Suriah terkenal karena merilis video para anggotanya yang memenggal kepala tawanan ketika mereka menguasai sebagian besar negara-negara tersebut dari tahun 2014 hingga 2017.
Di Moskow, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, "Pertama-tama, di dunia palsu yang kita tinggali ini, kita perlu memeriksa kebenaran rekaman ini."
“Maka itu bisa menjadi dalih untuk mengecek benar atau tidaknya, apakah itu terjadi, dan jika itu terjadi, di mana dan oleh siapa, kita harus cek,” tambahnya.
Kementerian luar negeri Ukraina meminta Pengadilan Kriminal Internasional untuk segera menyelidiki kekejaman militer Rusia. Wakil Menteri Pertahanan Hanna Maliar meminta warganet tidak mennyebutkan nama prajurit itu secara publik sampai identitasnya secara resmi ditetapkan oleh penegak hukum.
Dia juga mendesak orang berhenti berbagi video secara daring.
“Ingat, musuh ingin menakut-nakuti kita. Ingin membuat kita lebih lemah," katanya.
Badan keamanan domestik Ukraina mengatakan telah meluncurkan penyelidikan atas dugaan kejahatan perang terkait video tersebut. Sementara itu, di Jenewa, Misi Pemantau Hak Asasi Manusia PBB di Ukraina mengatakan, mereka sangat terkejut dengan video yang beredar itu.
Menurut mereka, video tersebut sangat mengerikan. Pasalnya, selain eksekusi yang diklaim, video lain menunjukkan tubuh yang dimutilasi dari tawanan perang Ukraina.
"Sayangnya, ini bukan insiden yang terisolasi," katanya dalam sebuah pernyataan.
“Insiden terbaru juga harus diselidiki dengan baik dan pelakunya harus dimintai pertanggungjawaban," pungkas mereka.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News