Sebelumnya, Prigozhin sempat hendak menarik semua pasukannya dari Bakhmut karena tak kunjung menerima pasokan amunisi.
"Hari ini, kelompok (Wagner) maju maksimal 130 meter. Pertempuran sengit sedang terjadi, tetapi kelompok terus maju," kata Wagner dalam pesan audio yang diunggah di media sosial.
"Menurut data awal, kami mulai menerima amunisi," sambungnya, seperti dikutip dari laman France 24.
Sebelumnya di hari yang sama, Rusia melancarkan serangan besar-besaran di Ukraina dengan menggunakan pesawat nirawak (drone) dan rudal. Peningkatan intensitas serangan ini dilakukan menjelang peringatan Hari Kemenangan atau Victory Day pada Selasa ini, 9 Mei 2023.
Ledakan terdengar sepanjang Senin malam di ibu kota Ukraina, Kyiv, di mana wali kota mengatakan lima orang terluka dalam serangan drone "terbesar" sejauh ini.
Satu orang tewas dalam serangan di wilayah selatan Odesa. Palang Merah Ukraina mengatakan, gudangnya rusak dihantam serangan Rusia.
Baca juga: Rusia Luncurkan Serangan Drone Kamikaze 'Terbesar' di Ukraina
Bakhmut menjadi titik fokus pertempuran antara Rusia dan Ukraina dalam beberapa bulan terakhir. Kota tersebut dipandang krusial oleh Rusia dalam merebut beberapa wilayah lainnya di Ukraina.
Akhir pekan lalu, Prigozhin sempat memuji kegigihan para prajurit Ukraina di kota Bakhmut dalam sebuah pesan video di Telegram.
Dalam pesannya, Prigozhin mengatakan ia berdiri di depan kota Bakhmut yang diperebutkan selama berbulan-bulan antara pasukan Rusia dan Ukraina, yang pernah ia tegaskan "akan direbut" namun tak kunjung berhasil.
Ia menambahkan bahwa Ukraina mengirim hingga 600 tentara per hari ke Bakhmut, yang "kira-kira sama dengan jumlah orang yang terbunuh pada setiap harinya."
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News