Ketegangan antara Ankara dan Athena dipicu sejumlah aktivitas Turki di laut Mediterania dan Aegean.
"Ada beberapa pihak yang ingin memenuhi ambisi mereka dengan memanfaatkan sebuah negara. Kami sudah lelah dengan permainan seperti ini," ucap Erdogan, dilansir dari laman media Yunani, Ekathimerini, Rabu 2 September 2020.
"Merupakan hal bersifat komikal saat beberapa pihak menggunakan sebuah negara untuk memancing sebuah kekuatan kawasan dan global seperti Turki," sambungnya dalam sebuah pidato di Ankara.
Erdogan menegaskan sejumlah aktivitas negaranya di Mediterania dan Aegean, termasuk eksplorasi gas alam, dilakukan dalam mendorong hak dan keadilan Turki.
"Era kolonial sudah berakhir, dan kami meyakini mitra-mitra Turki akan bertambah di periode baru ini," sebut Erdogan.
Pernyataan terbaru Erdogan disampaikan saat Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu mengindikasikan bahwa Turki bersedia berdialog secara terbuka dengan Yunani.
Turki telah memperpanjang misi eksplorasi gas alam mereka di perairan Mediterania timur hingga pertengahan September. Misi ini membuat kawasan tersebut memanas karena perairan itu diklaim oleh Yunani.
Ankara mengerahkan kapal penelitian dan kapal perang Oruc Reis ke perairan yang disengketakan pada 10 Agustus lalu. Mereka memperpanjang misi ini dua kali, yang meningkatkan ketegangan antara Turki dan Yunani serta anggota Uni Eropa lainnya.
Selain mengenai gas alam, hubungan kedua negara memburuk karena berbagai masalah, termasuk migrasi dan keputusan Turki mengubah gereja era Bizantium, Hagia Sophia, menjadi masjid.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News