Ankara mengerahkan kapal penelitian dan kapal perang Oruc Reis ke perairan yang disengketakan pada 10 Agustus lalu. Mereka memperpanjang misi ini dua kali yang menyebabkan meningkatnya ketegangan antara Turki dengan Yunani dan anggota Uni Eropa lain.
Dikutip dari AFP, Selasa, 1 September 2020, dalam pesan di NAVTEX -- sistem navigasi maritim internasional -- Turki mengatakan bahwa misi tersebut akan diperpanjang hingga 12 September.
Sebelum membuat keputusan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Oruc Reis akan melanjutkan pelayarannya.
"Insyaallah, kami berharap mendapat kabar dari Mediterania dalam waktu dekat, seperti yang kita dapatkan di Laut Hitam," kata Erdogan.
Pernyataan Erdogan merujuk pada penemuan Turki atas 320 miliar meter kubik gas alam di Laut Hitam. Ini penemuan terbesar dalam sejarah Turki.
Sementara itu, hubungan Turki dan Yunani memburuk di tengah penemuan gas alam. Sebelumnya, hubungan kedua negara menurun karena berbagai masalah, termasuk migrasi dan keputusan Turki mengubah gereja era Bizantium, Hagia Sophia, menjadi masjid.
Uni Eropa juga mendesak Turki untuk menghentikan kegiatan eksplorasi, dan mengancam akan memberikan sanksi jika Ankara menolak menyelesaikan perselisihan melalui dialog.
"Kami tidak akan pernah menyerah pada pembajak atau bandit di Mediterania dan Aegean," tegas Erdogan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News