PBB mengheningkan cipta dan kibarkan bendera setengah tiang untuk hormati stafnya yang tewas akibat Perang Israel di Gaza. (AFP)
PBB mengheningkan cipta dan kibarkan bendera setengah tiang untuk hormati stafnya yang tewas akibat Perang Israel di Gaza. (AFP)

PBB Heningkan Cipta, Hormati 101 Stafnya yang Tewas di Gaza

Marcheilla Ariesta • 13 November 2023 22:10

Jenewa: PBB mengibarkan bendera setengah tiang serta para stafnya mengheningkan cipta selama satu menit pada Senin, 13 November 2023. Ini cara mereka menghormati lebih dari 101 pegawai yang terbunuh di Gaza sejak perang Israel-Hamas pecah pada Oktober.

Staf kantor PBB di Jenewa menundukkan kepala dan menyalakan lilin untuk mengenang 101 pegawai pada Badan Pengungsi Palestina PBB (UNRWA) yang tewas akibat serangan Israel di Gaza.

"Ini adalah jumlah terbesar pekerja kemanusiaan terbunuh dalam waktu singkat dalam sejarah organisasi kita," kata Direktur Jenderal PBB di Jenewa Tatiana Valovaya, dilansir dari AFP.

"Kita berkumpul hari ini, bersatu di lokasi simbolis ini, sebagai penghormatan kepada kolega kita yang pemberani dan telah mengorbankan nyawa untuk memberikan pelayanan di bawah bendera PBB," imbuhnya.

UNRWA mengatakan, beberapa anggota staf mereka terbunuh ketika mengantre untuk mendapatkan roti. Sedangkan yang lainnya terbunuh bersama keluarga di rumah mereka akibat serangan udara dan darat Israel.

Serangan-serangan itu dilancarkan Israel sebagai pembalasan atas serangan lintas batas oleh kelompok Palestina, Hamas, pada 7 Oktober lalu.

Selain Gaza, konflik paling mematikan selanjutnya bagi pegawai bantuan kemanusiaan PBB adalah Nigeria pada 2011. Ketika itu, pengebom bunuh diri menyerang kantor PBB dan menewaskan 46 orang di Abuja selama pemberontakan kelompok garis keras.

Israel menyalahkan Hamas atas kematian kalangan warga sipil di daerah padat penduduk, Gaza, serta menuding grup itu menggunakan penduduk sebagai tameng manusia. Namun, Hamas menyangkal tuduhan itu.

“Saya akan menyatakan bahwa kita menghadapi masa yang sangat menantang untuk multilateralisme, untuk dunia,” kata Valovaya. 

“Namun PBB saat ini menjadi sangat relevan dibandingkan sebelumnya,” tambahnya.

UNRWA, yang dibentuk pada 1949 setelah perang Arab-Israel pertama, memberikan berbagai layanan publik termasuk sekolah, layanan, kesehatan dan bantuan. Banyak pegawai UNRWA, yang mencapai 5.000 orang, adalah pengungsi.

Baca juga: Sudah Enam Bayi Meninggal dalam Serangan Israel di Rumah Sakit Al-Shifa


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan