Korban tewas akibat serangan Israel di Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza. Foto: AFP
Korban tewas akibat serangan Israel di Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza. Foto: AFP

Sudah Enam Bayi Meninggal dalam Serangan Israel di Rumah Sakit Al-Shifa

Fajar Nugraha • 13 November 2023 16:57
Gaza: Seorang bayi prematur dan dua pasien meninggal di rumah sakit Al-Shifa di Gaza, kata kementerian kesehatan yang dikelola Hamas pada Senin 13 November 2023. Kematian terbaru itu membuat jumlah korban menjadi enam bayi dan sembilan pasien karena fasilitas tersebut mengalami kekurangan bahan bakar.
 
Rumah sakit tersebut, yang merupakan rumah sakit terbesar di Gaza, Palestina telah mengalami kekurangan energi selama berhari-hari karena berada di tengah pertempuran sengit antara pasukan Israel dan pejuang Hamas.
 
“Semua rumah sakit di Jalur Gaza utara tidak berfungsi,” ujar Wakil Menteri Kesehatan Gaza, Youssef Abu Rish, seperti dikutip AFP.
 
Baca: Tank Israel Kelilingi Fasilitas Rumah Sakit Al-Shifa.

Kondisi semakin memburuk bagi ratusan pasien dan ribuan orang lainnya yang berlindung di Al-Shifa, yang telah menjadi titik konflik dalam perang yang telah berkecamuk selama lebih dari lima minggu.

Israel berjanji pada Sabtu untuk membantu mengevakuasi bayi dari fasilitas tersebut. Namun hal itu tidak terjadi karena rumah sakit tersebut masih terjebak dalam serangan darat Israel.
 
Tentara Israel juga mengatakan, tentara daratnya telah mengirimkan 300 liter bahan bakar ke rumah sakit "untuk keperluan medis yang mendesak".
 
Namun uang tersebut tidak dikumpulkan oleh pihak berwenang di fasilitas tersebut ketika pertempuran sengit terjadi, dan Israel mengklaim bahwa Hamas mencegah rumah sakit tersebut untuk mengambilnya.
 
Direktur Al-Shifa Mohammad Abu Salmiya membantah klaim Israel. Dia mengatakan kepada AFP bahwa tentara Israel meneleponnya dan mengatakan bahan bakar akan diturunkan 500 meter dari Al-Shifa.
 
“Saya mengatakan kepada mereka ‘jika Anda ingin membantu, saya memerlukan setidaknya 8.000 liter untuk menjalankan generator utama dan menyelamatkan ratusan pasien dan korban luka’,” kata Abu Salmiya.
 
“Mereka menolak dan kami tidak tahu lagi status bahan bakar yang dihentikan,” tambahnya.
 
Israel menghadapi tekanan internasional yang kuat untuk meminimalkan penderitaan warga sipil di tengah operasi besar-besaran baik udara maupun darat yang menurut pihak berwenang Hamas telah menewaskan lebih dari 11.000 orang, termasuk ribuan anak-anak.
 
Kampanye militer tersebut terjadi setelah pejuang Hamas menerobos perbatasan militer dengan Israel pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera sekitar 240 orang.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan