Warga yang bertahan di bangsal darurat Rumah Sakit Al-Shifa, Gaza. Foto: AFP
Warga yang bertahan di bangsal darurat Rumah Sakit Al-Shifa, Gaza. Foto: AFP

Tank Israel Kelilingi Fasilitas Rumah Sakit Al-Shifa

Fajar Nugraha • 12 November 2023 15:18
Gaza: Rumah Sakit al-Shifa, Palestina masih berada di bawah kepungan militer ketika tank-tank dan kendaraan lapis baja Israel mendekati fasilitas kesehatan tersebut dari semua sisi. Tank mengepung dari bagian utara, timur dan selatan, yang hanya berjarak sekitar beberapa ratus meter.
 
Tidak hanya itu, mereka berulang kali menargetkan rumah sakit dan menyerang drone yang melayang di ketinggian rendah di atas area tersebut.
 
Baca: Inkubator Rusak Akibat Serangan Israel, Dua Bayi Gaza Meninggal.

“Kami mendengar Direktur Rumah Sakit Muhammad Abu Salmiya berbicara tentang kemungkinan koordinasi dengan ambulans dan Palang Merah untuk mengevakuasi pasien dan bayi di inkubator,” sebut laporan jurnalis Al Jazeera, Hani Mahmoud dari Khan Younis, Minggu 12 November 2023.
 
“Namun mustahil untuk memindahkan bayi-bayi tersebut ke mana pun karena sebagian besar rumah sakit di Gaza utara berada di bawah sasaran serangan berat, listrik padam, dan juga kekurangan pasokan untuk merawat pasien dengan baik. Juga tidak ada listrik untuk menjaga inkubator tetap berjalan,” ungkap Mahmoud.

Jadi Salmiya berbicara tentang mencari koridor yang aman untuk mengevakuasi bayi-bayi itu.

Zona perang

Situasi di dalam Rumah Sakit al-Shifa sangat buruk dan semakin parah, kata Dr. Ahmad Mokhallalati, seorang ahli bedah di rumah sakit tersebut, kepada Al Jazeera.
 
“Kami sulit merawat pasien di rumah sakit dan berada di tengah zona perang. Ada serangan udara terus menerus dan drone melayang di dalam area rumah sakit,” kata Mokhallalati.
 
Tank Israel Kelilingi Fasilitas Rumah Sakit Al-Shifa
Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza. Foto: AFP
 
Ia mencatat bahwa siapa pun termasuk dokter yang berpindah-pindah gedung kompleks rumah sakit juga merasa tidak aman.
 
“Kemarin lusa sekitar jam 2.00 pagi listrik padam karena ada kendala. mekanik yang mencoba memperbaikinya ditembak oleh drone dan terluka di lehernya. Empat anggota tubuhnya lumpuh,” ujar Dr Mokhallati.
 
Dr. Mokhallalati menyoroti bahwa karena rumah sakit kehabisan listrik dan dengan sekitar 63 pasien di ICU dan bayi di inkubator, mereka memindahkan semua ventilator dan inkubator ke ruang bedah utama dan menutup ruang operasi lainnya. Langkah itu diambil untuk memastikan bahwa mereka bisa mendapatkan akses ke rumah sakit, semua listrik yang dibutuhkan untuk merawat pasien di satu tempat.
 
Dia juga menambahkan bahwa pengumuman tentara Israel bahwa orang-orang dapat menggunakan pintu keluar di sisi timur kompleks rumah sakit untuk keluar, “adalah sebuah kebohongan besar.”
 
“Saya melihat di depan mata saya sebuah keluarga beranggotakan lima orang yang mencoba pindah dari timur kemarin dan mereka ditembak. Jadi mereka kembali dalam keadaan terluka,” kata Dr. Mokhallalati.
 
“Pihak Israel juga menelepon direktur rumah sakit kemarin lusa dan memerintahkan kami untuk mengungsi. Namun dia meminta mereka membantu mengatur cara untuk mengevakuasi pasien. Mereka tidak mempunyai rencana dan keesokan harinya mereka menelepon dan mengatakan bahwa mereka tidak menargetkan rumah sakit. Jadi orang-orang Israel berkomunikasi dengan cara yang sangat buruk dan terus memanipulasi kami,” tambah Dr. Mokhallalati.
 
“Kami memerlukan rencana evakuasi yang dilindungi oleh organisasi internasional,” pungkas Dr. Mokhallalati.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan