Foto mantan presiden AS Donald Trump terlihat di sebuah akun Truth Social. (OLIVIER DOULIERY / AFP)
Foto mantan presiden AS Donald Trump terlihat di sebuah akun Truth Social. (OLIVIER DOULIERY / AFP)

Ada-Ada Saja, Trump Serukan Penghapusan Konstitusi Amerika Serikat

Willy Haryono • 04 Desember 2022 08:39
Florida: Mantan presiden Donald Trump menyerukan penghapusan Konstitusi Amerika Serikat (AS) demi membatalkan hasil pemilihan umum 2020 dan mengembalikan dirinya ke puncak kekuasaan. Seruan yang disampaikan pada Sabtu, 3 Desember 2022, ini merupakan kelanjutan dari penyangkalan Trump terhadap hasil pemilu dua tahun lalu yang dikhawatirkan semakin memperkuat kelompok pencinta teori konspirasi di seantero AS.
 
"Apakah Anda hendak membuang jauh-jauh hasil pemilu 2020 dan mendeklarasikan pemenang sebenarnya, atau Anda ingin menggelar pemilu baru? Kecurangan masif dengan tipe dan skala seperti ini membolehkan adanya penghapusan semua aturan, regulasi dan pasal-pasal, termasuk yang ada di dalam Konstitusi," tulis Trump di media sosial Truth Social.
 
"Pendiri bangsa kita tidak menginginkan adanya kecurangan pemilu!" sambungnya, seperti dikutip dari laman CNN.

Tulisan Trump dirilis setelah media sosial Twitter merilis surat elektronik internal mengenai artikel New York Post seputar material yang ditemukan di laptop milik Hunter Biden, anak dari Presiden AS Joe Biden.
 
Juru bicara Gedung Putih Andrew Bates menyebut pernyataan Trump mengenai seruan penghapusan konstitusi AS merupakan sesuatu yang "sebaiknya dikecam secara universal."
 
"Konstitusi Amerika adalah sebuah dokumen sakral yang selama lebih dari 200 tahun telah menjamin kebebasan dan aturan hukum di negara kita yang hebat ini," ungkap Bates.
 
"Konstitusi menyatukan masyarakat Amerika -- terlepas dari afiliasi partai -- dan para pemimpin terpilih di negeri ini bertekad melindunginya. Konstitusi adalah monumen final bagi semua warga Amerika yang telah mengorbankan nyawa mereka dalam menghalahkan para individu yang menyalahgunakan wewenang mereka dan menginjak-injak hak-hak fundamental," lanjutnya.
 
Trump mengumumkan pencalonan dirinya untuk pemilu AS 2024 bulan lalu, dan saat ini masih mendapat dukungan luas dari jajaran Partai Republik. Namun ada juga sebagian internal Republik yang menginginkan agar Trump tidak terus menyangkal hasil pemilu 2020.
 
Belum lama ini, Trump mendapat kecaman luas usai menjamu penyanyi rap Kanye West dan tokoh supremasi kulit putih Nick Fuentes di resor Mar-a-Lago. Kecaman bahkan datang dari Mike Pence, tokoh yang pernah menjadi wakil presiden AS mendampingi Trump.
 
Baca:  Pence Imbau Trump Minta Maaf atas Makan Malam 'Supremasi Kulit Putih'
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan