ICRC telah membantu memfasilitasi pemulangan lebih dari 100 dari 240 sandera yang diculik oleh Hamas selama serangan kelompok tersebut pada 7 Oktober di Israel.
Namun, organisasi yang berbasis di Swiss ini menghadapi kritik pedas dari pemerintah Israel dan beberapa kerabat para sandera.
Mereka antara lain dituduh tidak berbuat cukup banyak untuk mengunjungi para sandera di tahanan, dan tidak membawakan mereka obat-obatan.
“Situasinya sangat kompleks. Kami tidak bisa begitu saja memutuskan untuk keluar dan mengunjungi para sandera,” kata Spoljaric, dikutip dari AFP, Kamis, 7 Desember 2023.
"Keamanan staf ICRC dan kemampuan mereka untuk melakukan perjalanan dapat terganggu oleh kritik-kritik tersebut, yang juga dapat membahayakan para sandera melebihi apa yang sudah terjadi," tambahnya.
Ia menyatakan keyakinannya bahwa lawan bicara ICRC telah memahami pesan tersebut, dan menekankan bahwa terkadang ada perbedaan antara apa yang disampaikan di depan umum dan diskusi yang dilakukan secara pribadi.
Spoljaric menolak berkomentar apakah dia mengadakan pertemuan dengan perwakilan Hamas selama kunjungannya ke Gaza. Ia hanya mengatakan, 'memiliki sangat sedikit kesempatan untuk bergerak'.
Spoljaric sebelumnya mengindikasikan bahwa dia juga berencana mengunjungi Israel dalam beberapa minggu mendatang.
Tentara Israel pada Rabu mengatakan bahwa ICRC “harus memiliki akses terhadap para sandera” yang masih ditahan oleh militan Palestina di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas.
Israel mengatakan 138 sandera dari sekitar 240 orang yang ditangkap dalam serangan Hamas pada 7 Oktober masih ditahan oleh kelompok bersenjata Palestina dan sekutunya.
Sekitar 1.200 orang tewas dalam serangan itu, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil. Sebagai tanggapan, Israel berjanji untuk melenyapkan Hamas, melancarkan serangan besar-besaran di Gaza yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 16.200 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Gencatan senjata selama satu minggu antara Israel dan Hamas menghasilkan 105 sandera yang dibebaskan dari Jalur Gaza, termasuk 80 warga Israel, kebanyakan wanita dan anak-anak, ditukar dengan 240 warga Palestina yang dipenjara oleh Israel. ICRC membantu memfasilitasi pertukaran tersebut.
Para sandera dan tahanan yang dibebaskan dititipkan kepada staf ICRC dan diangkut dengan kendaraan organisasi. Hamas kini mengesampingkan pembebasan sandera lebih lanjut tanpa gencatan senjata permanen.
Baca juga: Mantan Sandera Hamas Mengaku Lebih Takut Tewas Karena Serangan Israel
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News