Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Foto: AFP
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Foto: AFP

Sekjen PBB Inginkan Gencatan Senjata Permanen Antara Israel dan Hamas

Medcom • 01 Desember 2023 10:06
New York: Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyerukan agar Israel dan Hamas memperpanjang gencatan sementara menjadi gencatan senjata kemanusiaan permanen. Menurutnya ini yang diperlukan dalam perang yang tengah berlangsung delapan minggu tersebut.
 
“Rakyat Gaza berada di tengah bencana kemanusiaan yang besar di hadapan dunia, kita tidak boleh berpaling,” kata Guterres pada pertemuan tingkat menteri Dewan Keamanan PBB, seperti dilansir dari laman VOA News.
 
Sekjen PBB itu menyambut baik banyaknya truk bantuan dan pengiriman bahan bakar yang datang ke Gaza, baik bagian selatan maupun utara, selama gencatan senjata yang dimulai pada Jumat. Sejak itu, 60 orang sandera yang ditahan oleh Hamas dan 180 orang Palestina yang ditahan Israel juga dibebaskan.
 
Baca: Menlu OKI Desak Sekjen PBB Keluarkan Resolusi yang Kuat Terhadap Israel.


Guterres mengatakan lebih banyak lagi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan 2,2 juta penduduk di Gaza, dan mendesak Israel untuk membuka lebih dari satu penyeberangan perbatasan dan menyerukan sektor swasta untuk memulai kembali kegiatan komersial.
 
Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas, mengatakan terdapat lebih dari 15.000 warga Palestina yang tewas karena perang tersebut. Sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
 
Pejabat kesehatan setempat juga mengatakan 160 mayat ditemukan di reruntuhan dan lebih banyak orang hilang di bawah bangunan runtuh yang belum ditemukan.
 
“Dalam hitungan minggu, jumlah anak-anak yang terbunuh akibat operasi militer Israel di Gaza jauh lebih besar dibandingkan jumlah total anak-anak yang terbunuh dalam tahun apa pun, oleh pihak mana pun yang berkonflik sejak saya menjadi Sekretaris Jenderal,” kata Guterres yang memulai masa jabatannya pada Januari 2017.
 
Menteri Luar Negeri Palestina, Riad Malki mengatakan, sudah 75 tahun sejak bencana perpindahan massal dan perampasan hak milik warga Palestina selama perang Arab-Israel tahun 1948, yang pada Rabu, 30 November 2023, menandai Hari Solidaritas Internasional PBB untuk Rakyat Palestina.
 
Menlu Riad Malki menyambut baik gencatan senjata sementara yang ditawarkan oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat. Namun ia mengatakan gencatan senjata itu harus diubah menjadi  gencatan senjata permanen.
 
“Pembantaian ini tidak bisa dibiarkan berlanjut. Ini bukan perang, ini adalah pembantaian yang tidak dapat dibenarkan oleh siapa pun. Ini harus diakhiri,” kata Malki di hadapan para diplomat dan banyak Menlu Negeri Arab dan Muslim.
 
Maliki bersumpah bahwa meskipun kerusakan terjadi di Gaza, wilayah tersebut tidak akan terhapuskan dan penduduknya tidak akan tercerabut dari rumah. “Tidak ada Palestina tanpa Gaza. Gaza berdarah. Gaza menderita. Gaza sakit. Tapi Gaza tetap hidup. Dan Palestina tetap hidup,” tegas Malki.


Israel ingin mengakhiri ancaman Hamas

Dubes Israel untuk PBB menegaskan kembali perlunya mengakhiri ancaman dari Hamas, yang telah ditetapkan sebagai kelompok teror oleh Israel, Amerika Serikat, Uni Eropa dan lainnya. “Setiap seruan untuk gencatan senjata berarti Hamas akan terus hidup, meneror warga Israel dan memiskinkan warga Gaza,” kata Duta Besar Israel, Gilad Erdan.
 
Dia mengatakan, Hamas mengancam akan mengulangi serangan terornya pada 7 Oktober sampai Israel tidak ada lagi, dan bertanya bagaimana negara-negara lain akan menangani situasi yang sama.
 
“Bagaimana Anda menanggapi dan membela warga negara Anda dari ancaman yang begitu nyata? Dengan gencatan senjata?” tanyanya, sambil mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa mereka harus fokus pada mandatnya, yaitu keamanan.
 
Sekutu terdekat Israel, Amerika Serikat, menyerukan peningkatan bantuan ke Gaza dan perlindungan warga sipil, termasuk staf PBB dan jurnalis. Lebih dari 110 staf Palestina di PBB dan 50 jurnalis Palestina tewas di Gaza.
 
Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan Washington mendukung perpanjangan jeda kemanusiaan untuk membebaskan semua sandera yang ditahan oleh Hamas dan kelompok lain. “Israel sudah sangat jelas menyatakan bahwa mereka siap untuk melanjutkan jeda pertempuran setiap hari ketika Hamas membebaskan 10 sandera tambahan,” kata Dubes Thomas-Greenfield.
 
“Sekarang keputusan ada di tangan Hamas, dan jika Hamas memutuskan untuk tidak memperpanjang perjanjian ini, tanggung jawab akan berada di pundaknya,”  pungkas Thomas-Greenfield. (Alya Sekar Ayu)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan