Warga memakai masker saat beraktivitas di New York, AS, 17 Mei 2022. (SPENCER PLATT / Getty AFP)
Warga memakai masker saat beraktivitas di New York, AS, 17 Mei 2022. (SPENCER PLATT / Getty AFP)

Kasus Covid-19 di AS Melonjak, Bagaimana dengan Angka Kematiannya?

Medcom • 21 Juni 2022 19:30
New York: Pola penyebaran Covid-19 di Amerika Serikat (AS) tampaknya berubah. 
 
Selama dua tahun, peningkatan jumlah kematian selalu terjadi barbarengan dengan bertambahnya kasus. Namun saat ini, hampir tiga bulan setelah varian Omicron menimbulkan lonjakan kasus, angka kematian akibat Covid-19 di AS mendekati titik terendah sepanjang pandemi.
 
Angka kematian mulai meningkat secara perlahan di timur laut AS, di mana terjadi gelombang penyebaran baru. Kemungkinan hal yang sama akan timbul dalam skala nasional. Namun, para ahli mengatakan negara tetap memiliki perlindungan yang lebih kuat dibandingkan sebelumnya.

Karena begitu banyak rakyat AS telah divaksinasi atau terinfeksi Covid-19, atau keduanya, jumlah orang dengan sistem imun lemah berkurang secara signifikan.
 
"Dalam gelombang sebelumnya, masih ada ‘kantong besar’ orang yang belum divaksinasi atau terpapar virus, sehingga memiliki risiko kematian yang sama dengan orang-orang di awal pandemi," kata David Dowdy, peneliti di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg.
 
"Kantong-kantong itu tidak ada lagi," sambungnya, dikutip dari The Straits Times, Selasa, 21 Juni 2022.
 
Rata-rata jumlah kematian harian akibat Covid-19 di AS saat ini 314, sepersepuluh dari angka kematian harian pada Januari 2021. Meski begitu, angka kematian ini masih harus diwaspadai.
 
Dengan kian berkurangnya sumber daya untuk melawan virus dan banyak warga AS tidak menerima vaksin booster, diperkirakan bahwa rasio angka kasus dan kematian akan kembali merapat seperti dulu.
 
"Seiring waktu sejak divaksinasi menjadi lebih lama dan lama, kemanjuran respon imun akan berkurang," kata Abraar Karan, seorang dokter penyakit menular di Universitas Stanford. "Kita bisa lengah akhir tahun ini."
 
Keterkaitan antara jumlah kasus Covid-19 dan kematian mulai menjauh selama musim dingin, tapi banyaknya rakyat AS yang terinfeksi membuat kematian masih tinggi.
 
Musim semi ini, Covid-19 telah menewaskan lebih sedikit warga AS per hari dibanding periode mana pun kecuali musim panas 2021. AS saat ini mencatat 10 kali lebih banyak kasus dibanding periode itu, yang menunjukkan bahwa kasus-kasus terkini tidak terlalu memicu kematian.
 
Kasus Covid-19 yang berdampak fatal diperkirakan menurun sepertiga dibanding musim panas lalu, dan seperempat lebih rendah daripada Desember.
 
Dengan perhitungan kasar, Dr. Dowdy memperkirakan bahwa rasio kematian untuk tes positif turun tiga kali lipat dari awal pandemi hingga Januari 2022, dan empat kali lipat dari Januari 2022 hingga musim semi ini.
 
"Hal yang kita lihat adalah rata-rata kasus Covid-19 menjadi jauh lebih sedikit," katanya.
 
Joe Gerald, profesor kesehatan masyarakat di Universitas Arizona, mengatakan, “tingkat kekebalan masyarakat kami menuju gelombang ini jauh lebih tinggi daripada sebelumnya karena kombinasi infeksi dan vaksinasi.”
 
"Banyak orang yang tidak divaksinasi dan belum pernah terinfeksi; kebanyakan dari mereka terinfeksi Omicron selama Januari sampai awal Maret."
 
Kesenjangan akses vaksin booster dan pil antivirus kini menempatkan beberapa orang AS pada risiko yang lebih tinggi.
 
Orang kulit hitam dan Hispanik yang memenuhi syarat untuk booster mendapatkan suntikan dengan tingkat lebih rendah dibandingkan orang kulit putih. Pasien yang tidak memiliki dokter utama, atau yang tinggal jauh dari apotek, juga bisa kesulitan mendapat pil antivirus.
 
Peneliti kesehatan menyebut jumlah pasien covid-19 yang dirawat di rumah sakit masih meningkat secara nasional, sehingga kemungkinan peningkatan kematian akan mengikuti secara bertahap.
 
Di Timur Laut, wilayah di mana kasus turun selama beberapa minggu, dikatakan bahwa pasien covid-19 umumnya menghabiskan lebih sedikit waktu di rumah sakit selama gelombang terakhir. 
 
Megan Ranney, dokter darurat di Brown University, mengatakan pada musim semi ini lebih banyak pasien yang membutuhkan perawatan lantaran Covid-19 memperburuk penyakit komorbid, seperti diabetes atau masalah jantung.
 
"Gelombang ini terasa berbeda secara kualitatif dan kuantitatif," kata Ranney. "Kami tidak melihat ICU kami diisi dengan pasien yang terengah-engah atau yang berada di ambang kematian." (Kaylina Ivani)
 
Baca:  Amerika Serikat Iri pada Indonesia Soal Penanganan Covid-19
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan