Total 780 kasus cacar monyet dari periode 13 Mei hingga 2 Juni tersebut kemungkinan lebih sedikit dari jumlah sebenarnya. WHO mengatakan ini mungkin dikarenakan informasi epidemiologis dan laboratorium yang terbatas.
"Besar kemungkinan negara-negara lain telah menemukan kasus dan akan ada penyebaran virus lebih lanjut," ucap badan kesehatan PBB itu, dikutip dari The Straits Times, Senin, 6 Juni 2022. Sejauh ini hanya beberapa rawat inap kasus cacar monyet yang dilaporkan, di luar pasien yang diisolasi.
WHO mencatat negara-negara non-endemi dengan kasus cacar monyet terbanyak adalah yakni Inggris (207), Spanyol (156), Portugal (138), Kanada (58) dan Jerman (57).
Selain Eropa dan Amerika Utara, muncul kasus dalam jumlah kecil di Argentina, Australia, Maroko dan Uni Emirat Arab. Satu kasus cacar monyet di negara non endemi dianggap sebagai wabah.
"Beberapa negara melaporkan bahwa serangkaian kasus baru tidak hanya muncul di antara kontak yang diketahui dari kasus sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa rantai penularan terlewatkan melalui sirkulasi virus yang tidak terdeteksi," kata WHO, dikutip dari The Straits Times, Senin, 6 Juni 2022.
"Meski pun risiko saat ini terhadap kesehatan manusia dan masyarakat umum tetap rendah, risiko kesehatan masyarakat dapat menjadi tinggi," lanjutnya.
Karena ini kali pertama banyak kasus cacar monyet dilaporkan bersamaan, WHO menilai tingkat risiko global beraa di level "moderat." Sebagian besar kasus sejauh ini ditemukan pada laki-laki yang berhubungan intim dengan sesama jenis.
WHO mengatakan banyak kasus saat ini tidak menunjukkan gambaran klinis klasik cacar monyet. Beberapa orang mengatakan bintik-bintik muncul sebelum gejala umum cacar monyet seperti demam dan luka.
Sejauh ini, WHO mengatakan tidak ada kematian terkait cacar monyet di negara-negara non-endemi. Tetapi, kasus dan kematiannya terus timbul di wilayah endemi.
Negara-negara endemik cacar monyet terdiri atas Kamerun, Republik Afrika Tengah, Kongo-Brazzaville, Republik Demokratik Kongo, Liberia, Nigeria, Sierra Leone, Gabon dan Pantai Gading, ditambah Ghana di mana penyakit tersebut hanya ditemukan pada hewan.
Dari tujuh negara pertama di atas, 66 kematian dilaporkan dalam lima bulan pertama tahun 2022.
Pekan lalu, WHO mengumpulkan lebih dari 500 ahli secara virtual dan lebih dari 2.000 peserta untuk membahas kesenjangan pengetahuan cacar monyet dan prioritas penelitian.
Para ahli menekankan perlunya studi klinis untuk vaksin dan perawatan agar lebih memahami tingkat efektivitasnya, dan menyampaikan agar penelitian tentang epidemiologi dan penularan penyakit segera dilakukan. (Kaylina Ivani)
Baca: 6 Pencegahan untuk Hindari Penularan Cacar Monyet
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id