Perusahaan vaksin besar seperti Moderna, menolak pengabaian paten vaksin covid-19. Foto: AFP.
Perusahaan vaksin besar seperti Moderna, menolak pengabaian paten vaksin covid-19. Foto: AFP.

Farmasi Besar Tolak Keras Pengabaian Perlindungan Paten Vaksin Covid-19

Marcheilla Ariesta • 07 Mei 2021 17:39
New York: Pengabaian perlindungan paten untuk vaksin virus korona (covid-19) ditentang keras oleh Big Pharma atau perusahaan farmasi besar. Mereka mengatakan hal tersebut akan menjadi preseden yang dapat mengancam inovasi di masa depan.
 
Big Pharma mengatakan langkah tersebut tidak akan mempercepat produksi vaksin covid-19.
 
"Memberikan buku resep kepada negara-negara yang membutuhkan tanpa bahan-bahan, pengamanan, dan tenaga kerja yang cukup besar yang dibutuhkan tidak akan membantu orang yang menunggu vaksin," ucap Organisasi Inovasi Bioteknologi (BIO), Michelle McMurry-Heath, dilansir dari AFP, Jumat, 7 Mei 2021.

Menurutnya, menguasai teknologi messenger RNA (mRNA) yang merupakan dasar dari vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna, membeli peralatan, melakukan uji klinis, dan menyiapkan manufaktur skala besar membutuhkan waktu.
 
Baca juga: Paten Dilonggarkan, Sekjen PBB Yakin Produksi Vaksin Covid-19 Diperluas
 
"Ini tidak akan terjadi dalam enam, 12 atau 18 bulan," ucap CEO Moderna, Stephane Bancel.
 
Produksi vaksin juga terhambat oleh hambatan bea cukai dan kekurangan bahan-bahan tertentu. Moderna pada Oktober berjanji untuk tidak mempertahankan paten vaksin covid-19 yang dimilikinya, sementara Johnson & Johnson dan AstraZeneca akan menjual vaksin tersebut dengan harga tertentu.
 
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yakin produsen vaksin covid-19 mengizinkan perusahaan lain memproduksi dosis vaksin mereka. Hal ini disampaikan ketika Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) membahas pengabaian hak paten untuk meningkatkan pasokan ke negara-negara berkembang.
 
"Sekretaris Jenderal sering menyerukan transfer teknologi dan berbagi pengetahuan serta (memberikan) lisensi sukarela atau berbagi lisensi," kata Juru Bicara Sekjen PBB, Stephane Dujarric.
 
Anggota WTO sedang menilai tanda-tanda kemajuan setelah tujuh bulan pembicaraan tentang proposal oleh Afrika Selatan dan India untuk melepaskan hak paten vaksin covid-19. Namun hal ini menjadi pro dan kontra di kalangan luas, termasuk para produsen vaksin.
 
Vaksin Slank untuk Indonesia
 
Dalam upaya mendukung vaksinasi di Tanah Air, Media Group bersama Slank menggelorakan kampanye sosial bertajuk "Vaksin untuk Indonesia". Kampanye ini adalah upaya untuk bersama-sama bangkit dari pandemi dan memupuk optimisme menuju normal baru dengan terus menjaga kesehatan fisik dan mental. Vaksin dalam tajuk ini bukan saja berarti "obat" atau "anti-virus", tetapi juga upaya untuk menguatkan kembali mental dan spirit kita di tengah kesulitan akibat pandemi.
 
"Slank dan Media Group bikin gerakan yang bertema 'Vaksin untuk Indonesia'. Berharap lewat musik dan dialog, acara ini bisa menyemangati dampak pandemi yang mengenai kehidupan kita, supaya tetap semangat. Kita hibur supaya senang, supaya imun kita naik juga. Mengajak masyarakat untuk jangan takut untuk divaksin. Ini salah satu solusi untuk lepas dari pandemi," terang drummer Slank, Bimo Setiawan Almachzumi alias Bimbim.
 
Program "Vaksin untuk Indonesia" tayang di Metro TV setiap hari Jumat, pukul 20:05 WIB. Dalam tayangan ini, Slank bukan saja menyuguhkan musik semata, tetapi juga menampilkan perjalanan ke sejumlah tempat dan berinteraksi dengan masyarakat dari berbagai latar belakang sosial.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan