Baca: Uji Klinis di AS Nyatakan Vaksin AstraZeneca Aman.
Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS (National Institute of Allergy and Infectious Diseases/NIAID) mengatakan pada Selasa 23 Maret, bahwa temuan ini didasarkan atas rujukan dari Dewan Pemantauan Keamanan Data (Data Safety Monitoring Board/DSMB).
AstraZeneca mengatakan, sehari sebelumnya bahwa vaksin covid-19 yang dikembangkan bersama University of Oxford dinyatakan 79 persen efektif dalam mencegah penyakit bergejala. Hasil didapatkan dalam uji coba besar di Chile, Peru, dan Amerika Serikat.
"DSMB menyatakan keprihatinan bahwa AstraZeneca mungkin telah memasukkan informasi yang sudah ketinggalan zaman dari uji coba itu. Ini mungkin memberikan pandangan yang tidak lengkap tentang data kemanjuran,” sebut pernyataan NIAID, berdasarkan rujukan DSMB.
"Kami mendesak perusahaan untuk bekerja sama dengan DSMB untuk meninjau data khasiat dan memastikan kemanjuran yang paling akurat dan terbaru dipublikasikan secepat mungkin,” imbuh pernyataan itu, seperti dikutip AFP, Selasa 23 Maret 2021.
AstraZeneca sendiri menegaskan uji coba di Amerika Serikat dilakukan secara besar. “Uji coba fase tiga Amerika Serikat dari vaksin yang dikembangkan melibatkan 32.449 peserta, dengan dua pertiga menerima suntikan,” kata perusahaan farmasi itu dalam sebuah pernyataan.
Sekitar 20 persen berusia 65 tahun atau lebih, dan sekitar 60 persen memiliki kondisi kesehatan yang terkait dengan risiko covid-19 yang lebih tinggi, seperti diabetes, obesitas parah, atau penyakit jantung.
Beberapa negara Uni Eropa (UE) terkemuka telah melanjutkan vaksinasi AstraZeneca setelah European Medicines Agency (EMA) mengatakan Kamis lalu bahwa suntikan itu "aman dan efektif”. EMA menegaskan vaksin ini tidak terkait dengan peningkatan risiko pembekuan darah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id