"Federasi Rusia menewaskan tiga warga tak berdosa di wilayah itu, dengan lima lainnya terluka. Para korban luka menerima semua bantuan medis yang diperlukan," kata Gubernur Zaporizhzhia Yuriy Malashko dalam sebuah pernyataan via Telegram.
Malashko mengatakan bahwa kota Zaporizhzhia, Orikhiv dan Huliaipole serta 15 permukiman lainnya telah menjadi sasaran 56 serangan Rusia, yang terdiri dari peluncuran rudal, serangan udara, drone, dan artileri.
"Dalam sehari, puluhan objek hancur atau rusak, seperti apartemen, rumah, bangunan pertanian. Tetapi seiring waktu, semua ini dapat dipulihkan dan dibangun kembali. Hal utama dalam perang ini adalah menyelamatkan nyawa warga Ukraina," tambah Malashko, seperti dikutip dari laman Yeni Safak.
Memasuki tahun kedua, perang Rusia sejauh ini telah menewaskan 8.451 warga sipil dan melukai 14.156 lainnya di Ukraina, berdasarkan data terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Rentetan serangan terbaru Rusia terjadi di tengah bocornya sejumlah dokumen milik Kementerian Pertahanan Amerika Serikat atau Pentagon. Bocoran dokumen tersebut menunjukkan seberapa dalam layanan keamanan dan intelijen Rusia telah berhasil ditembus Washington.
Dokumen-dokumen tersebut menggambarkan militer Rusia yang babak belur dalam perang di Ukraina. Bocoran dokumen itu berisi peringatan real-time harian kepada badan intelijen AS tentang waktu serangan Moskow, dan bahkan target spesifiknya.
Intelijen semacam itu telah memungkinkan AS menyampaikan informasi penting kepada Ukraina tentang cara mempertahankan diri.
Baca juga: Bocoran Dokumen Ungkap Kedalaman Spionase AS Terkait Perang Rusia-Ukraina
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News