"Kami tidak akan menyerang wilayah Rusia, kami hanya akan membebaskan wilayah sah kami. Kami tidak punya waktu atau kekuatan (untuk menyerang Rusia) dan kami juga tidak memiliki senjata cadangan," kata Zelensky saat konferensi pers dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Berlin pada hari Minggu, 14 Mei.
Hal itu pun disampaikan Zelensky saat ditanya mengenai laporan The Washington Post yang menyatakan bahwa dirinya tengah mempertimbangkan merebut wilayah Rusia. Terlebih, bila itu terjadi, Zelensky akan dinilai melanggar ketentuan Barat yang melarang Ukraina menggunakan senjata pemberian mereka untuk menyerang sasaran di Rusia.
"Kami sedang mempersiapkan serangan balik untuk daerah yang diduduki secara ilegal berdasarkan perbatasan sah kami yang didefinisikan secara konstitusional, yang diakui secara internasional," tambahnya, seperti dikutip dari PBS Newshour, Senin, 15 Mei 2023.
Adapun daerah yang masih diduduki oleh Rusia ialah Semenanjung Krimea dan sebagian wilayah timur Ukraina.
Diketahui, ini adalah kunjungan pertama Zelensky ke Berlin sejak awal perang. Kunjungan dilakukan sehari setelah pemerintah Jerman mengumumkan paket baru bantuan militer untuk Ukraina senilai lebih dari 2,7 miliar euro. Paket bantuan militer tersebut pun sudah termasuk tank, sistem anti-pesawat, serta amunisi.
Setelah sempat ragu untuk memberikan senjata kepada Ukraina, kini Jerman telah menjadi salah satu pemasok senjata terbesar ke Ukraina.
Zelensky menyampaikan terima kasih kepada Scholz atas dukungan politik, keuangan, dan militer Jerman. Pemimpin berusia 45 tahun tersebut mengatakan bahwa Jerman saat ini berada di urutan kedua setelah Amerika Serikat yang memberikan bantuan terbanyak kepada Ukraina.
"Sistem pertahanan udara Jerman, artileri, tank, dan kendaraan tempur infanteri menyelamatkan nyawa Ukraina dan membawa kita lebih dekat menuju kemenangan. Jerman adalah sekutu yang dapat diandalkan! Bersama-sama kita membawa perdamaian lebih dekat!” tulisnya di Twitter setelah pertemuan.
Sementara itu, Scholz mengungkapkan bahwa sejauh ini Berlin telah memberi Kyiv sekitar 17 miliar euro dalam bantuan bilateral. Ia berharap dapat memberi lebih banyak ke depannya. "Kami akan mendukung Anda selama diperlukan," tutur Scholz.
Tak hanya itu, Scholz dan Zelensky juga bersama-sama menegaskan bahwa mereka mendukung upaya membawa Presiden Rusia Vladimir Putin ke pengadilan internasional atas kekejaman yang terjadi di Ukraina.
Mereka juga berjanji memastikan Rusia tidak dapat terbebas dari sanksi. Kedua pemimpin itu kini tengah mengeksplorasi kemungkinan menggunakan aset Rusia yang dibekukan untuk membayar kerusakan yang disebabkan di Ukraina.
Setelah berbicara dengan Scholz dan pejabat senior lainnya di Berlin, Zelensky pun terbang ke kota barat Aachen untuk menerima Hadiah Charlemagne Internasional yang diberikan kepadanya dan rakyat Ukraina.
Dalam pidato penerimaannya, Zelensky mengatakan bahwa Rusia mencoba memutar balik waktu sejarah di Eropa dalam serangannya terhadap Ukraina.
"Sebagai negara yang bebas dan berdaulat, Rusia modern tidak hanya mengobarkan perang pada kita, tetapi juga melawan Eropa yang bersatu sebagai simbol global perdamaian dan kemakmuran," katanya.
"Ini adalah perang Rusia untuk masa lalu,” sambung Zelensky.
Perkembangan konflik
Kepala ajudan Zelensky, Andriy Yermak, pada Minggu kemrin mengatakan bahwa sebanyak lima warga sipil di wilayah Kherson, Ukraina, tewas akibat serangan Rusia.Tak hanya itu, militer Ukraina juga melaporkan bahwa Rusia telah meluncurkan serangan "besar-besaran" ke Ukraina dengan drone peledak Shahed buatan Iran. Serangan ini menyebabkan lebih dari 30 orang terluka.
Rusia juga menghantam Kota Ternopil dan Kota Mykolaiv dengan roket. Serangan itu menewaskan dua orang di distrik Chuiv, Provinsi Kharkiv timur laut Ukraina dan melukai sejumlah warga sipil.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan pada hari Minggu bahwa pasukan Ukraina telah membunuh dua komandannya di daerah Bakhmut. (Arfinna Erliencani)
Baca juga: 2 Komandan Militer Rusia Tewas dalam Pertempuran di Bakhmut Ukraina
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News