WHO, yang sedang memeriksa data keamanan terkait kasus ini, menekankan bahwa sejauh ini tidak ada hubungan kausal antara vaksin AstraZeneca dan penggumpalan darah.
"Iya, kita semua sebaiknya terus menggunakan vaksin AstraZeneca," kata juru bicara WHO Margaret Harris, dilansir dari laman Gulf Today pada Sabtu, 13 Maret 2021. Namun ia menekankan bahwa segala kekhawatiran mengenai faktor keamanan vaksin AstraZeneca harus diinvestigasi.
Perusahaan AstraZeneca juga menegaskan bahwa vaksin Covid-19 buatan mereka aman, dan sejauh ini "tidak ada bukti" yang menghubungkan produk tersebut dengan risiko penggumpalan darah.
Kekhawatiran mengenai produk AstraZeneca semakin menambah masalah distribusi vaksin Covid-19 di negara-negara Uni Eropa. Denmark, Norwegia, dan Islandia telah menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca usai munculnya laporan penggumpalan darah di tubuh beberapa orang yang telah divaksinasi.
Italia dan Austria telah melarang penggunaan vaksin AstraZeneca dari beberapa pasokan tertentu. Sementara Thailand dan Bulgaria mengaku akan menunda pendistribusian vaksin AstraZeneca.
Di Spanyol, setidaknya lima wilayah menunda penggunaan vaksin AstraZeneca dari sebagian pasokan asal Austria.
Namun beberapa negara lain, termasuk Australia, mengaku akan meneruskan penggunaan vaksin AstraZeneca. Kanada juga menegaskan tidak adanya bukti yang mengaitkan vaksin AstraZeneca dengan penggumpalan darah.
Sementara regulator obat-obatan UE mengatakan bahwa risiko alergi akut sebaiknya dimasukkan dalam daftar efek samping yang mungkin ditimbulkan dari penggunaan vaksin AstraZeneca.
Baca: Satgas: Vaksin AstraZeneca Masih Tunggu Sertifikat Halal MUI
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id