Sebuah pil sederhana untuk mengatasi Covid-19 telah diupayakan banyak pihak sejak awal pandemi global di awal 2020. Sejauh ini, perawatan Covid-19 baru sebatas skema intravena atau suntikan vaksin.
Pil Pfizer adalah pil kedua anti-Covid setelah buatan Merck, yang sebenarnya adalah obat influeza yang dilabeli ulang untuk memerangi Covid-19. Pfizer mengklaim pil mereka dibuat khusus untuk mengatasi Covid-19.
Disebut Paxlovid, pil buatan Pfizer ini diklaim mencapai angka 89 persen dalam hal pengurangan risiko hospitalisasi dan kematian akibat Covid-19 di kalangan pasien dewasa yang memperlihatkan gejala-gejala berat.
Pfizer menyebut hasil uji klinis tahap menengah hingga akhir dari Paxlovid begitu menjanjikan, sehingga mereka tidak perlu lagi merekrut relawan baru. Pfizer berencana menyerahkan data uji klinis ini ke Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) sesegera mungkin demi mendapatkan Otoritas Penggunaan Darurat (EUA).
"Kabar hari ini adalah game-changer sesungguhnya dalam upaya global membendung kehancuran akibat pandemi," tutur CEO Pfizer, Albert Bourla, dilansir dari AFP, Sabtu, 6 November 2021.
"Data-data ini mengindikasikan bahwa kandidat obat oral antiviral kami, jika disetujui regulator, berpotensi menyelamatkan nyawa pasien, mengurangi keparahan infeksi Covid-19, dan mengeliminasi 9 dan 10 risiko hospitalisasi," sambungnya.
Bourla mengatakan kepada CNN dirinya berharap Pfizer dapat menyerahkan permohonan penggunaan ke FDA sebelum musim liburan Thanksgiving yang jatuh pada tanggal 25 November mendatang.
Di Gedung Putih, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa pemerintah telah mengamankan jutaan pil Pfizer. "Pil ini akan menjadi alat lainnya dalam melindungi masyarakat dari dampak Covid-19," ucap Biden.
Baca: CDC AS Resmi Setujui Vaksin Covid-19 Pfizer bagi Anak-anak
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News