PM Kadhmi dan utusan AS Brett McGurk telah mendiskusikan penarikan pasukan Negeri Paman Sam dari Irak pada Kamis kemarin di Baghdad.
Sekitar 3.500 personel militer asing masih berada di wilayah Irak, termasuk 2.500 prajurit AS. Mereka semua disiagakan di Irak dalam perang melawan kelompok militan Islamic State (ISIS) sejak 2014.
Dilansir dari laman Al Arabiya, Sabtu, 17 Juli 2021, PM Kadhimi diyakini akan meminta Biden memberikan tanggal pasti penarikan pasukan AS dari Irak. Ini dikarenakan implementasi penarikan ini akan memakan cukup banyak waktu, bahkan mungkin hingga bertahun-tahun.
Irak sejak lama telah menjadi arena rivalitas antara AS dan Iran. Dalam beberapa bulan terakhir, serangkaian serangan roket dan pesawat nirawak (drone) sering melanda pasukan dan kepentingan AS di Irak.
Pertemuan antara PM Kadhimi dan McGurk berlangsung lebih dari sepekan usai 14 roket diluncurkan kelompok militan ke pangkalan udara Ain al-Assad. Tiga roket lainnya mendarat dekat Kedutaan Besar AS di Baghdad.
Serangan tersebut merupakan kelanjutan dari rentetan peluncuran roket terhadap fasilitas militer dan diplomatik AS di Irak. AS menuduh grup-grup bersenjata pro-Iran sebagai pihak yang melancarkan serangan tersebut.
Bulan lalu, AS meluncurkan serangan udara terhadap milisi pro-Iran di sepanjang perbatasan Irak-Suriah.
Baca: Pasukan AS Tembak Jatuh Drone Dekat Kedubes di Baghdad
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News