Sebelumnya pada 2020, WHO juga memberi nama Covid-19 atas alasan yang sama.
"WHO sedang bekerja dengan para mitra dan pakar dari seluruh dunia untuk mengubah nama virus cacar monyet," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers di Jenewa.
"Kami akan mengumumkan nama baru sesegera mungkin," sambungnya, dikutip dari Anadolu Agency, Rabu, 15 Juni 2022.
Rencana WHO ini disampaikan usai 30 ilmuwan menyatakan bahwa ada "keperluan mendesak" untuk mengubah nama virus cacar monyet demi menghindari stigma buruk yang mungkin diasosiasikan dengan individu, negara, hewan atau hal lainnya.
Tedros mengatakan lebih dari 1.600 kasus terkonfirmasi cacar monyet telah dilaporkan dari 39 negara. Dari total tersebut, tujuh merupakan negara endemi cacar monyet, sementara 32 lainnya bukan.
"Tujuan WHO adalah mendukung negara-negara dalam membendung transmisi dan menghentikan wabah dengan alat-alat kesehatan, termasuk pengawasan, pelacakan kontak dan isolasi individu terinfeksi," tutur Tedros.
Ia mengatakan WHO juga telah merilis sebuah panduan interim mengenai vaksin cacar umum untuk cacar monyet. Sejauh ini, lanjut Tedros, WHO "tidak merekomendasikan vaksinasi massal terhadap cacar monyet."
Karena wabah cacar monyet ini merupakan sesuatu yang "tidak biasa dan mengkhawatirkan," Tedros berencana menggelar rapat darurat pekan depan untuk menilai apakah penyebaran virus tersebut masuk kategori "darurat kesehatan publik internasional."
Baca: WHO akan Tentukan Wabah Cacar Monyet Jadi Darurat Kesehatan Global
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id