Amerika Serikat (AS) keluarkan pembaruan aturan pedoman covid-19. Foto: AFP
Amerika Serikat (AS) keluarkan pembaruan aturan pedoman covid-19. Foto: AFP

Pakar Kesehatan AS: Omicron Bukan Akhir Pandemi

Medcom • 02 Maret 2022 08:09
New York: Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) memperbarui pedomannya menyatakan bahwa semakin sedikit komunitas yang masih memerlukan pembatasan covid-19, seperti masker dan jaga jarak. 
 
Perubahan ini bersamaan dengan langkah sejumlah negara bagian yang mencabut aturan terkait covid-19, seperti Illinois, Connecticut, dan New York.
 
Namun, keputusan tergesa-gesa untuk kembali pada kehidupan normal membuat para ahli kesehatan AS khawatir bahwa akhir lonjakan Omicron secara keliru disimpulkan sebagai akhir dari pandemi.

“Keadaan membaik, tapi kita belum mencapai titik di mana kita bepergian di tengah ini semua,” Dr. Lynn R. Goldman, dekan Milken Institute School of Public Health di Universitas George Washington.
 
Goldman mengatakan, pedoman baru CDC dapat dipandang sebagai “jalan keluar” dari pandemi, padahal masih ada kemungkinan munculnya varian baru. Terlebih, sistem kesehatan dan masyarakat nasional tidak siap apabila kembali terjadi lonjakan kasus.
 
Menurut data New York Times, rata-rata kasus harian covid-19 di AS menurun 63 persen, dan angka rata-rata rawat inap turun 44 persen dalam dua pekan terakhir. Penurunan ini melanjutkan tren berkurangnya virus dalam skala nasional.
 
Angka kematian harian masih sekitar 1.900, yang merupakan penurunan 23 persen dalam 14 hari terakhir. Angka ini diperkirakan akan segera turun karena adanya jeda antara tingkat rawat inap dan tingkat kematian.
 
Pedoman CDC yang baru mengarahkan pemerintah daerah untuk tidak hanya menggunakan angka kasus untuk menghitung risiko covid-19 bagi masyarakat, tetapi juga mempertimbangkan angka rawat inap.
 

 
Pembaruan ini turut menyatakan bahwa 70 persen rakyat AS dapat bepergian tanpa masker dan jaga jarak, dan bebas mengunjungi ruangan tertutup yang ramai.
 
Sejumlah ahli mengatakan pedoman CDC yang baru sudah sesuai dengan perkembangan situasi yang ada, tetapi banyak yang menyatakan kekhawatiran akan pandemi yang tidak dapat sepenuhnya diprediksi.
 
Menanggapi panduan baru CDC, kepala Asosiasi Medis Amerika (AMA), Dr. Gerald E. Harmon mengatakan, dirinya akan terus memakai masker dalam sebagian besar aktivitas dalam ruangan. Ia pun menganjurkan sesama warga AS untuk melakukan hal serupa.
 
“Kita harus tetap dapat beradaptasi dan waspada dalam menghadapi virus yang tidak dapat diprediksi ini,” kata Harmon.
 
Gubernur Colorado, Jared Polis, pada Kamis, 24 Februari 2022 menyampaikan bahwa daerahnya akan mengakhiri tanggapan darurat terhadap covid-19. Ia mengatakan penduduknya “berhak untuk hidup melampaui pandemi”.
 
“Virus itu ada di sini dan kemungkinan akan di sini sepanjang sisa hidup kita. Tapi sekarang saatnya mengakui bahwa kita telah mencapai titik di mana warga Colorado yang telah divaksin lengkap dapat hidup bebas tanpa rasa takut," ucap Polis.
 
Jumat lalu, Gubernur Gavin Newsom juga mencabut 19 peraturan pembatasan covid-19. Sebanyak 18 sisanya akan dicopot pada 31 Maret, walau pernyataan situasi darurat masih berlaku.
 
Direktur CDC, Dr. Rochelle Walensky, mengatakan bahwa pihaknya memang berniat untuk menetapkan angka rawat inap sebagai penentu risiko covid-19.
 
Sementara itu, Dr. Esther Choo, seorang dokter pengobatan darurat di Oregon Health and Science University, bersuara melalui Twitter dengan mengatakan jika angka rawat inap dijadikan satu-satunya ukuran risiko, itu "berarti membiarkan beban penyakit yang tinggi dan menyebabkan respons yang tertunda dan lambat berdampak pada rawat inap serta kematian".
 
Sementara Dr. Goldman, memiliki kekhawatiran serupa dan mengatakan adanya penurunan kasus saat ini harus digunakan sebagai kesempatan untuk bersiap. Itu termasuk memastikan bahwa warga memiliki akses ke masker medis daripada masker kain yang kurang efektif, dan meningkatkan sumber daya tes covid-19 di komunitas-komunitas masyarakat.
 
"Keinginan untuk meninggalkan ini (pandemi covid-19) tidak bisa hanya berupa kita akan melupakannya dan gagal mempersiapkan yang berikutnya," kata Dr Goldman. (Kaylina Ivani)

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan