Sejumlah anggota parlemen dikabarkan geram atas pesta miras di area taman kantor PM Inggris di Downing Street dua tahun lalu. Pasalnya, pesta itu berlangsung di saat Inggris pertama kali menerapkan kebijakan penguncian (lockdown) Covid-19.
Kemarahan tidak hanya datang dari kubu oposisi, melainkan juga beberapa anggota partai konservatif Inggris atau Tory. Salah satu dari mereka adalah Christian Wakeford, yang mengaku telah menyerahkan surat penyeruan mosi tidak percaya kepada Sir Graham Brady, ketua Komite 1922 di parlemen Inggris.
Menurut laporan media lokal, dilansir dari Metro.co.uk, sekitar 20 anggota parlemen lain dari kubu "Red Wall" berencana menyerahkan surat serupa pada Rabu ini, 19 Januari 2022. Untuk menjalankan mosi tidak percaya, jumlah surat minimal adalah 54.
PM Johnson dikabarkan akan berusaha meyakinkan partainya dalam sesi tanya jawab di House of Commons hari ini. Sebelumnya, ia telah beberapa kali meminta maaf dalam sebuah wawancara atas kesalahan terkait pesta tersebut.
Namun PM Johnson berkukuh pesta "bawa sendiri miras Anda" di Downing Street No 10 pada 20 Mei 2020 adalah sebuah acara kerja. Ia juga mengaku tidak diberi tahu sebelumnya mengenai rencana menggelar pesta miras di Downing Street.
"Saya ingin meminta maaf," ucap PM Johnson dalam sebuah pernyataan singkat saat membuka sesi tanya jawab rutin di House of Common pekan kemarin. "Saya tahu jutaan orang di seantero negeri ini telah membuat pengorbanan luar biasa dalam 18 bulan terakhir," ungkapnya.
"Dan saya juga tahu penderitaan mereka semua, yang tidak dapat berduka untuk para kerabat mereka, tidak dapat menjalani kehidupan normal, atau melakukan hal-hal yang mereka senangi," tutur PM Johnson.
Bulan lalu, sebuah foto di majalah Observer memperlihatkan PM Johnson, istrinya dan dua ajudan, sedang duduk di sebuah meja taman, mengonsumsi makanan dan miras. Foto itu dirilis setelah kemunculan klaim sebelumnya, mengenai adanya pesta lain yang dihadiri 20 staf.
Baca: Waduh, PM Inggris Pernah Pesta Miras Saat Lockdown Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News